AKU DAN KAMU: KETIKA TOKOH AGAMA ITU BERKUMPUL
Catatan hari pertama Orientasi Pelopor PMB Togamas Lintas Agama Se-NTB
Hari ini, Senin 28/3 saya bersama Tim Instruktur Nasional Penguatan Moderasi Beragama (PMB) Qurotul Aini dari Pusdiklat Administrasi memulai tugas membersamai tokoh ormas keaganaan pada Orientasi Penguatan Moderasi Beragama di Same Hotel Lombok NTB. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Kanwil Kemenag Nusa Tenggara Barat (NTB). Ada dua kelas di sini. Satu kelas untuk para Aparatur Sipil Negara (ASN) utamanya penyuluh agama. Kelas yang kedua adalah Tokoh Agama dan Masyarakat lintas agama.

Karena saya dikenal aktifis organisasi, oleh pokja MB saya ditugaskan di kelas ormas. Tantangan dalam merawat keberagaman tentunya. Sesama aktifis ormas dilarang saling ‘mengganggu’, kira-kira begitu.
Di kelas ini sangat heterogen. Ada tokoh dari Nahdlatul Ulama (NU), Nahdlatul Wathan (NW), Muhammadiyah, Ahmadiyah, Pergunu, Ikatan Pelajar NU, Persekutuan Gereja Indonesia (PGI), Parisade Hindu Dharma, dan Walubi NTB, Organisasi Wanita Kristen, Hindu, Katolik, dan lainnya. Mereka berinteraksi, bersinergi selama proses pelatihan. Tidak memperdulikan perbedaan. Inilah yang disebut “Aku” dan “Kamu”. Tidak ada “Dia”.

Materi pertama adalalah Building Learning Commitmen (BLC). Selanjutnya masuk materi Udar Asumsi. Melalui materi Udar asumsi, peserta diajak mengubah mindset melalui tangga kesimpulan (ladder of inference), membuka diri dari pikiran, hati dan kemauan, dan mengidentifikasi penyebab bias kognitif.

Selama proses berlangsung, peserta sangat aktif menyampaikan gagasan, pendapat dan analisis kritisnya. Ada beberapa keunikan yang saya temukan. Misalnya ada peserta suami istri dari Sumbawa. Keduanya pengurus Muhammadiyah dan Aisyiah. Ada dua peserta yang selalu kenakan sarung selama kegiatan. Panitia pun tidak berani melarang karena mereka adalah tokoh agama yang sangat disegani.
Senang dengan materi dan cara menyampaikannya. Mohon maaf pak PGIW NTB juga hadir
Siap. Pak yance. Trm ksh