KALI PERTAMA, PMB SASAR DHARMA WANITA

Dharma Wanita pun ikut merasakan gaung Penguatan Moderasi Beragama (PMB)

Gaung Penguatan Moderasi Beragama (PMB) tidak saja dirasakan kalangan Aparatur Sipil Negara tapi juga istri ASN dan perempuan ASN atau yang lebih familar disebut Dharma Wanita. Itu yang terjadi di Pacitan pada Kamis, 16/6. Dharma Wanitia Persatuan Kemenag Kab. Pacitan juga di bawah kepemimpinan Ny. Suilah Nasim merespon program ini dengan menggelar PMB di Aula Kemenag Kab. Pacitan.

Dengan tema Merawat Keberagaman melalui Moderasi Beragama, kegiatan berlangsung dengan tertib. Menariknya, kegiatan dihadiri Ketua Dharma Wanita Persatuan Pemkab Pacitan Hj. Ulfa Heru Wibawa beserta jajaran pengurus. Suilah Nasim, Ketua Dharma Wanita Persatuan Kemenag Kab. Pacitan dalam sambutannya mengatakan pentingnya pemahaman moderasi beragama bagi kaum perempuan atau ibu-ibu. Inti daei MB adalah keseimbangan atau tawazzun dalam beragama.

Sementara itu Hj. Ulfa dalam sambutannya sangat memgapresiasi kegiatan ini. PMB ini penting dalam memberikan pemahaman agama secara moderat. “Kita tidak tahu sejauh mana pemahaman agama yang moderat itu”, tutur istri Sekda Kab Pacitan itu. Karena itu melalui kegiatan ini diharapkan ada pencerahan terkait pemahaman agama yang moderat.

7 program prioritas Kemenag

Kepala Kemenag Kab. Pacitan Moh. Nasim menegaskan kembali tujuh program prioritas Kemenag, salah satunya Penguatan Moderasi Beragama (PMB). Dia berharap juga bisa menyasar seluruh ASN di Kabupaten Pacitan. Apa lagi di tahun ini dicanangkan sebagai tahun toleransi, maka PMB akan menjadi bagian dari semua komponen stake holder.

Saya yang mendapatkan kepercayaan menjadi narasumber mengutip tema tentang keberagaman. Indonesia ini bisa eksis jika bangsanya mampu mengelola keberagaman dengan baik. Keberagaman adalah sebuah keniacayaan karena menjadi sunnatullah. Menolak keberagaman berarti menolak sunnah-Nya.

Cara merawat Indonesia di tengah keberagaman adalah dengan perkuat indikator moderasi beragama seperti komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan dan menghargai tradisi. Maka, anggota Dharma Wanita (DW) mempunyai peran penting dalam menginternalisasikan MB, khususnya dalam lingkungan keluarga. Sebab, DW yang merepresentasikan seorang ibu, adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Selain itu, dia bisa memberikan pertimbangan-pertimbangan kepada suami yang notabene ASN. Apa lagi di antara DW adalah juga sebagai ASN.

Bagi saya, ini kali pertama PMB yang menyasar kaum perempuan. Karena itu, kegiatan PMB bagi DWP di Pacitan ini harus menjadi model untuk daerah lain. Sebab, DWP juga menjadi komponen penting dalam PMB. Tentu hal ini harus mendapat dukungan semua pihak yang terkait.

Baca Juga : KURIKULUM MERDEKA DAN KESIAPAN MADRASAH BERBASIS PESANTREN