GURU SEBAGAI USWAH HASANAH MENGUATKAN KARAKTER SISWA MELALUI PEMBIASAAN KEAGAMAAN

Spread the love
*Risyalah Diwandini

*Risyalah Diwandini

Saya Risyalah Diwandini, M. Pd., guru Sejarah Kebudayaan Islam yang mengajar di kelas X, XI, dan XII, serta menjadi anggota Tim Keagamaan pada Madrasah Aliyah Negeri 4 Denanyar, Kab. Jombang, Prov. Jawa Timur.

MAN 4 Jombang merupakan madrasah berbasis pesantren yang terdiri dari 4 penjurusan yakni Matematika dan Ilmu Alam (MIA), Ilmu-Ilmu Sosial (IIS), Ilmu-Ilmu Bahasa (IIB), dan Ilmu-Ilmu Keagamaan (IIK), dengan jumlah siswa keseluruhan lebih kurang 1500 siswa. Madrasah berbasis pesantren menekankan pada ilmu keagamaan yang diterapkan dan dipakai dalam pembelajaran serta pembiasaan siswa. Hal ini menjadi ciri khas madrasah yang unggul dalam bidang keIslaman. Seperti halnya mata pelajaran Ushul Fiqih, Tafsir, Ilmu Hadits yang menjadi mata pelajaran wajib bagi kelas jurusan agama. Sedangkan dalam pembiasaan, MAN 4 Jombang mempunyai program seperti pembiasaan membaca al Quran, Sholat Dhuha dan Sholat Dhuhur berjamaah.

Program-program pembiasaan tersebut merupakan program madrasah yang digawangi oleh Tim Keagamaan beranggotakan 10 orang guru MAN 4 Jombang. Diharapkan dengan pembiasaan tersebut dapat menguatkan karakter kepesantrenan siswa-siswi, guru, dan karyawan madrasah. Namun, dalam prakteknya 50% siswa MAN 4 Jombang masih belum melaksanakan pembiasaan tersebut atas kesadaran diri sendiri. Sehingga tingkat partisipasi siswa dalam program pembiasaan keagamaan masih rendah.

Maka dari itu, perlu dilakukan sebuah gerakan dan inovasi untuk membangun kesadaran diri, agar siswa-siswi MAN 4 Jombang dapat melakukan pembiasaan keagamaan dengan baik dan menguatkan karakter kepesantrenan sesuai dengan tujuan madrasah. Berkaitan dengan kondisi tersebut, penulis berupaya mewujudkan siswa-siswi MAN 4 Jombang menguatkan karakter kepesantrenan melalui implementasi gerakan uswah hasanah.

Baca Juga : Belajar Teks Descriptif di Kelas X

Metode uswah hasanah merupakan metode pendidikan dan pengajaran dengan cara memberikan contoh perilaku yang baik dan dapat dijadikan teladan oleh siswa untuk diterapkan dalam kehidupannya. Uswah hasanah atau keteladanan dapat ditunjukkan dalam perilaku dan sikap guru dan seluruh komponen madrasah dalam memberikan contoh tindakan yang baik sehingga diharapkan menjadi panutan bagi peserta didik. Seperti contoh datang ke madrasah tepat waktu, berpakaian rapi, berkata sopan, perhatian terhadap peserta didik, jujur, menjaga kebersihan, dan lain sebagainya. (Samsudin, 2021, hal. 346)

Menurut Rosyadi dalam Samsudin, secara mendasar manusia membutuhkan uswah hasanah atau suri tauladan bagi kehidupan dan pedoman serta bagaimana seharusnya melaksanakan syariat Allah. Bagi umat Islam, metode keteladanan ini merupakan metode tertua sejak zaman Rasululloh yang dianggap paling sulit diterapkan. (Samsudin, 2021)

Selain peran orang tua, guru juga mempunyai peran yang sangat penting dalam menguatkan karakter siswa. Selain sebagai fasilitator, hal terpenting yang harus dimiliki guru adalah memberikan contoh atau uswah hasanah dalam setiap sendi kehidupan. Tanggungjawab guru tidak sebatas mencetak perserta didik yang sukses dalam akademik, melainkan menguatkan prilaku dan akhlak menjadi lebih baik.

Dalam hal ini, langkah-langkah menerapkan metode uswah hasanah bagi guru untuk menguatkan karakter kepesantrenan dalam pembiasaan keagamaan adalah:

  1. Dalam pembiasaan membaca al Quran yang dilaksanakan 10 menit sebelum memulai pembelajaran, guru masuk ke dalam kelas tepat waktu pukul 07.00 WIB. Kemudian guru memmbaca surat dalam al Quran diikuti oleh semua siswa dalam kelas. Dilakukan dengan hikmat dan fokus membaca al Quran tanpa diselingi kegiatan lain. Hal ini bertujuan sebagai pembiasaan siswa senantiasa membaca al Quran baik di dalam maupun di luar madrasah.
  2. Dalam pembiasaan jama’ah Sholat Dhuha yang dilaksanakan pada jam istirahat pertama pukul 09.40 – 10.00 WIB. Guru dan semua komponen madrasah meninggalkan semua kegiatan lain untuk langsung mengambil air wudhu dan mengajak siswa-siswi melaksanakan kegiatan jama’ah Sholat Dhuha. Tujuannya adalah agar siswa dengan kesadaran yang tinggi melaksanakan Sholat Dhuha berjama’ah baik di dalam maupun di luar madrasah.
  3. Dalam pembiasaan jama’ah Sholat Dhuhur yang dilaksanakan pada jam istirahat kedua pukul 12.00 – 12.20 WIB. Guru beserta semua komponen madrasah meninggalkan semua kegiatan lain untuk langsung mengambil air wudhu dan melaksanakan kegiatan Sholat Dhuhur berjamaah. Tujuannya adalah mengajarkan pada siswa bahwa melakukan Sholat Dhuhur adalah wajib dan seyogyanya dilakukan tempat waktu tanpa mendahulukan kegaitan lain.

Selain menerapkan uswah hasanah, guru juga bisa memberikan apresiasi berupa reward kepada siswa yang paling rajin dalam melakukan pembiasaan keagamaan untuk menumbuhkan motivasi siswa yang bersangkutan maupun siswa lainnya.

Dengan menerapkan metode uswah hasanah, maka diharapkan siswa-siswi MAN 4 Jombang memiliki karakter kepesantrenan yang kuat. Oleh karena itu, perlu adanya pemahaman dan kesadaran guru serta seluruh komponen madrasah tentang pentingnya meguatkan karakter kepesantrenan dengan keteladanan. Hendaknya setiap madrasah dapat melaksanakan program pembiasaan keagamaan sebagai penguatan karakter pendidikan kepesantrenan dan melakukan kerjasama dengan pemerintah serta pejabat terkait dalam mendukung gerakan uswah hasanah.

Mungkin Anda juga menyukai

4 Respon

  1. Avatar gate io berkata:

    I may need your help. I tried many ways but couldn’t solve it, but after reading your article, I think you have a way to help me. I’m looking forward for your reply. Thanks.

  1. 02/07/2023

    […] itu, Sholehuddin Ketua PC ISNU Sidoarjo menyampaikan terima kasih semua pihak yang terlibat sehingga kegiatan berjan lancar. Tidak lupa […]

  2. 02/28/2023

    […] narasumber para widyaiswara BDK Surabaya Dr. H. Jamal, Dr. H. Sholehuddin, dan Kasubbag TU BDK Surabaya Dr. H. Muslimin. Dari Kankemenag sepwrti Kepala Kankemenag Dr. Taufiq […]

  3. 03/31/2023

    […] *Dr. H. Sholehuddin, S.Ag, M.Pd.I adalah widyaiswara BDK Surabaya, alumni ToT Kurikulum Merdeka Kemenag dan Pengurus wilayah NU Jawa Timur. […]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *