Berbeda namun Menyapa

Oleh : Moh. Nasrudin
Cerita ini bermula ketika penulis melaksanakan ritual keagamaan selama satu bulan lebih, tepatnya 40 hari, yaitu ibadah haji tahun 2018 M atau 1449 H silam. Kami merupakan Jamaah Calon Haji (JCH) yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 80 Embarkasi Surabaya. Bersama kami ada sekitar 450 jamaah, jumlah pastinya penulis lupa. Satu kloter terbagi menjadi sepuluh rombongan. Setiap rombongan terbagi menjadi lima regu. Setiap regu terdiri dari 9 orang. Penulis sendiri tergolong dalam rombongan 10 regu 5. Regu kami terdiri dari 4 keluarga saya ibu istri dan 3 sepasang suami istri.
Penulis mengalami peristiwa yang sangat menyenangkan dan baru dalam kehidupan penulis. Tiga keluarga selain keluarga penulis mempunyai pemahaman keagamaan yang berbeda. Kejadian ini baru disadari penulis ketika kami jamaah calon haji masuk karantina di asrama haji Sukolilo sebelum keberangkatan ke Jeddah Saudi Arabia. Ketika itu datang waktu untuk mengerjakan salat. Kalau tidak salah waktu salat zuhur. Kami beserta jamaah yang lain menuju ke masjid di asrama haji Sukolilo untuk melaksanakan salat berjamaah. Tiga keluarga tadi tidak segera menuju masjid. Mereka menunggu sampai salat ditunaikan. Mereka mengerjakan salat berjamaah bersama kelompok mereka. Penulis belum menyadari penulis mengira mereka melaksanakan salat belakangan karena kapasitas masjid tidak mencukupi.
Tibalah waktu salat magrib. mereka juga melakukan sebagaimana waktu salat zuhur tadi, yaitu mengerjakan salat berjamaah setelah menunggu salat jamaah usai. Mereka mengerjakan salat berjamaah beserta kelompok mereka. Ketika tiba di Makkah aktivitas mereka membaur bersama jamaah yang lain. Mereka melaksanakan salat berjamaah di Masjidil haram. Meskipun dalam kesempatan yang lain mereka melaksanakan ritual yang berbeda dengan jamaah pada umumnya, misalnya Amerika melaksanakan salat berjamaah sendirian sebelum melaksanakan wukuf di Arafah ( tanggal 9 Dzulhijjah penanggalan Hijriyah) yang harus dilaksanakan secara bersama-sama satu kloter. Dalam hal muasyaroh atau pergaulan sehari-hari sesama jamaah di Makkah, mereka seperti jamaah yang pada. Mereka senang menolong juga suka membantu jamaah yang lain. Penulis mengalami sendiri, ketika itu kami dalam penerbangan dari Juanda Surabaya menuju king Abdul Aziz Jeddah. Sebelum pesawat mendarat di king Abdul Aziz, kami jamaah calon haji (sebagian) memutuskan untuk mengambil miqat di atas pesawat. Namun untung tidak dapat diraih malang tidak bisa ditolak, tas penulis yang berisi pakaian ihram berada di kabin yang sulit dijangkau. Penulis akhirnya dipinjami oleh salah satu jamaah tadi.
Baca Juga : MEDIA ITU BERNAMA “POLISI”
Pengalaman yang lain yaitu ketika penulis membutuhkan kambing untuk membayar dam. Dam adalah denda yang harus dibayar oleh jamaah haji ketika jamaah haji tidak bisa memenuhi sebagian yang disyaratkan oleh agama. Misalnya kami jamaah haji Indonesia pada umumnya melaksanakan haji tamattu. Yaitu melaksanakan umroh dulu dan mengakhirkan haji. Sebagai konsekuensinya jamaah haji harus membayar dam yaitu menyembelih binatang kurban berupa kambing atau domba satu ekor. Untuk mendapatkan kambing tadi penulis mengalami kesulitan. Penulis mendapat bantuan dari salah satu jamaah tadi yang mempunyai akses untuk mendapatkan kambing. Penulis bisa mendapatkan kambing yang diinginkan untuk membayar dam.
Setibanya di tanah air, kami jamaah haji yang tergabung dalam kloter 80 tetap menjalin silaturahim. Termasuk penulis menjalin silaturahim dengan mereka tadi. Kami masih saling berkunjung dan bertegur sapa. Ini sesuai dengan yang ditegaskan dalam Alquran.:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَٰكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَٰكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓا۟ ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Al Hujaraat 49:13) :
Secara garis besar Alquran menegaskan bahwa manusia itu diciptakan berbeda -beda untuk saling mengenal untuk saling menyapa. Juga ditegaskan ukhuwah itu meliputi, ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathoniyah dan ukhuwah basyariah. Apalagi kami bersama mereka merupakan satu saudara sesama muslim dan sesama bangsa Indonesia.

1 Respon
[…] Baca Juga : Berbeda namun Menyapa […]