KETIKA WIDYAISWARA DAN DOSEN BERKUMPUL (II)

Spread the love

Catatan Training of Trainer Penguatan Moderasi Beragama Pusdiklat (Bagian kedua)

Pada hari ketiga, Rabu 6/4 peserta menerima materi Konsep MB dari Pak Luqman Hakim Saifuddin (LHS). Ini yang disebut tahap sumber dalam teori Gunung Es. Pak LHS selaku penggagas MB, memberikan umpan kepada para peserta terkait apa dan bagaimana serta stigma yang berkembang di masyarakat. Semua persoalan MB dijawab tuntas oleh Menag di eranya itu.

Pak Luqman Hakim Saifuddin (LHS) bersama Instruktur dan peserta, Ciputat (6/4)

Materi tak kalah menarik adalah Nilai-nilai Universal MB dan Pandangan teologis Agama-agama. Kyai Sahiron, Ph.D dari Uin Jogja mengupas problem teologis MB. Bahwa MB tidak bertentangan dengan agama. Bahkan agama sendiri mengajarkan nilai-nilai wasathiyah.

Sebelum materi Pak LHS diawali dengan wawasan kebangsaan melalui Jati Diri Kemenag yang dilanjutkan pada sore hingga malam, termasuk sembilan kata kunci MB menjadi dasar dan semangat di dalam mewujudkan cita-cita bersama.
Materi ini sejatinya mengukuhkan peran penting Kemenag dalam membangun legitimasi publik kepada negara.

Legitimasi itu diawali dengan kepercayaan kepada aparatur negara, termasuk ASN Kemenag bagaimana layanannya. Tujuannya tidak lain pada keutuhan bangsa. Hal ini belajar kepada negara-negara besar yang semula menyatu kemudian tercerai berai karena tidak mampu menjaga keutuhan bangsanya.

Pada hari keempat, Rabu 7/4 diawali dengan Citra Diri ASN Kemenag. Ini bagian dari Internalisasi Nilai-nilai MB Kamenag. Difasilitasi Efa Ainul Falah dan dipertajam oleh Prof. Zainul Hamdi. Selanjutnya masuk sesi Ekosistem MB dan dilanjut U Proses yang dipandu kedua narasumber.

Menyaksikan presentasi peserta dalam Jati Diri Kemenag, Ciputat (6/4)

Sore hari, Saya mencoba mengurai tipologi kepemimpinan melalui Membangun Gerakan dengan Kepeloporan. Materi ini penting dalam menyebarkan dan menghabituasi PMB. Dalam hal ini kepemimpinan kharismatik dan kultural lebih beratsar di akar rumput ketimbang kepemimpinan formalis dan struktural.

Pada hari kelima (8/4) para peserta melakukan ‘micro treaning’. Mereka dibagi menjadi tiga kelompok untuk tampil. Melalui kegiatan ini tampak peserta yang layak dan tidak. Mereka juga mendapatkan materi Resolusi Konflik. Sore dan malam hari dilanjut refleksi dan Rencana Tindak Lanjut. Kegiatan berakhir Sabtu, 9/4 ditutup oleh Koordinator Pelaksa Efa Ainul Falah atas nama Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis dan Pujiastutik mewakili instruktur.

Pujiastutik saat menyimak presentasi perwakilan peserta ToT MB

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *