MI HASYIM ASY’ARI YOSOWILANGUN KIDUL

Andalkan Pramuka dan Karakter Aswaja

Sholehuddin*

Jika sudah takdir, apa pun bisa terjadi. Itu terjadi Sabtu (29/20) saat saya berangkat ngajar ke Pascasarjana INAIFAS Kencong Jember. Semula di perjalanan saya mau menghubungi Ust. Imron, bidang sekolah unggul LP Maarif Lumajang. Saya sudah lama ingin mengunjungi sekolahnya d Pasirian. Ternyata salah sambung ke sekretaris Ust. Wahid LP Ma’arif. Saya pun diminta mampir karena satu arah. Di Yosowilangun saya ditunggu sekaligus sarapan.

Saya pun mulai ngobrol tentang pendidikan NU di daerah sini. Sambil menunggu waktu, saya diajak ke madrasahnya, MI Hasyim Asy’ari Yosowilangun Kidul Yosowilangun Lumajang. Ada yang menarik, akses ke lokasi melewati desa yang 85% pendiduknya Nasrani. Dari pintu gerbang pagar-pagar rumah bersimbol agama. Ada gereja, sekolah hingga makam Kristen. Ternyata ini sejak masa penjajahan Belanda.

Tibalah di perbatasan kampung, di mulut perbatasan berdiri Pondok Pesantren Darmas. Pesantren ini mengelola SMP dan SMK. Uniknya, pesantren ini merupakan cabang dari Pesantren Assunniyah Kencong Jember, satu almamater dengan INAIFAS tempat daya mengajar. Saya pun tiba di MI Hasyim Asy’ari. Saya diperkenalkan dengan para guru di madrasah ini.

Saya diajak keliling area madrasah, termasuk lokasi Raudlatul Athfal yang berada di bagian dalam. Saya menyempatkan masuk ruang kelas. Tampak guru dengan pakaian sarung khas pesantren. Beliau ustadz atau santri senior di pesantren Darmas. Saya pun berfoto bersama dengan para murid di kelas.

Swtelah itu menuju ruang kepala. Tampak berderet trophy. Saya amati rata-rata trophy penghargaan bidang Pramuka. Ya, madrasah ini selain penguatan amalan Aswaja seperti Yasin, Tahlil, Istighatsah, dan surat-surat pendek, madrasah ini unggul di bidang Pramuka. Banyak prestasi yang diraih di bidang ini baik tingkat kecamatan maupun kabupaten.

Madrasah ini dikelola secara mandiri. Meski ada dana dari luar, tapi dana masyarakat tidak sedikit. Misalnya membangun mushalla, hampir 100% dari swadana. Dengan dana bantuan terbatas, dikelola secara maksimal melalui dana sharing. Tak heran, jika dengan dana 160 jutaan bisa membangun lokal dua lantai.

Setelah dirasa cukup, saya lanjitkan perjalanan menuju INAIFAS. Daya diajak mampir sebentar di SMP Darmas. Kepala sekolahnya Ust. Rochim ternyata mahasiswa pasca INAIFAS. Saya ngobrol sebentar di ruang kepala sebelum lanjutkan perjalanan.

*Dr. H. Sholehuddin, M.Pd.I adalah Bidang Sekolah Unggulan PW LP Ma’arif Jawa Timur.

Baca Juga : QUTHROTUL HIKMAH, LINTAS USIA MEMBERSAMAI UMAT