Peran Orang Tua Dalam Perubahan Kurikulum

Arifatin Kholisah*

Kurikulum merupakan inti dari proses pendidikan. Kurikulum merupakan bidang yang paling langsung berpengaruh terhadap hasil pendidikan. (Sukmadinata, 2012: 158)

Kurikulum pendidikan di Indonesia tercatat sudah berganti 11 kali dari tahun 1947 s.d tahun 2022. Terakhir adalah kurikulum merdeka yang resmi di luncurkan oleh Mendikbud 11 Februari 2022. Artinya kurikulum merdeka yang akan di terapkan di sekolah hingga kurikulum baru menggantikannya.

Apa pentingnya perubahan kurikulum? Perubahan kurikulum penting untuk menjawab tantangan perubahan zaman. Dunia terus berubah, sejalan dengan hal tersebut perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan terjadi secara terus menerus dan masif. Pola pikir masyarakat pun berubah seiring dengan perkembangan tersebut. Kurikulum pendidikan di tuntut harus mampu mengikuti perubahan yang terjadi sehingga pendekatan yang digunakan dalam dunia pendidikan pun mengalami perkembangan karena dunia pendidikan adalah pilar utama untuk membangun generasi bangsa.

Keberhasilan penerapan kurikulum baru melibatkan semua lini yang terkait; yaitu guru, siswa, orang tua., komite sekolah dan masyarakat. Penerapan kurikulum baru pada awalnya tak hanya membingungkan guru dan siswa namun juga orang tua yang membimbing anak anak belajar di rumah. Informasi tentang perubahan kurikulum apa dan bagaimana isi kurikulum selama ini, paling banyak di terima oleh guru. Karena pemerintah lebih banyak melakukan sosialisasi untuk para guru, baik berupa workshop, pelatihan maupun bentuk informasi lainnya. sedangkan anak sebagai siswa banyak mendapatkan informasi kurikulum baru dari guru di sekolah.

Lantas bagaimana posisi orang tua dalam perubahan kurikulum tersebut? Orang tua siswa menjadi sisi yang banyak di lupakan dalam perubahan kurikulum padahal tugas orang tua adalah membimbing anak terutama ketika si anak mengalami kesulitan dalam belajar. Contoh sederhana adalah seperti bertambahnya mata pelajaran. Hal ini membawa situasi yang tentu tidak mudah dan tidak nyaman bagi orang tua siswa.

Orang tua adalah pendamping anak anak saat belajar di rumah namun mereka sering luput dari informasi yang terkait pembelajaran disekolah. Sejauh ini ini jika ada perubahan kurikulum, pemerintah masih belum optimal melibatkan peran orang tua murid. Padahal hal tersebut sangat penting untuk dilakukan agar orang tua tidak minim pengetahuan dengan adanya kurikulum baru.

Untuk mengatasi problem ini pemerintah bisa bekerjasama dengan sekolah dalam memberikan pemahaman melalui sosialisasi kepada orang tua murid mengenai kurikulum merdeka, membagikan pamflet pengenalan kurikulum merdeka, dan mengadakan workshop ataupun seminar yang bersifat online. Atau lewat media sosial yang saat ini banyak di akses oleh masyarakat.

Baca Juga : Penyuluh Agama Jombang dibekali Materi KUB

Keberhasilan proses belajar mengajar melibatkan peran siswa, orang tua, guru komite sekolah dan masyarakat. Peranan orang tua sangat diharapkan agar setiap program pembelajaran yang di laksanakan di sekolah dapat terlaksana dengan baik dan tujuan pembelajaran tercapai. Dengan kata lain kolaborasi antar guru, orang tua, komite sekolah dan masyarakat mendukung suksesnya kurikulum merdeka dan mengurangi mispersepsi antar pihak pihak terkait tersebut.

Banyak hal yang harus di siapkan oleh pemerintah untuk membuat kurikulum merdeka bisa dan mampu di terapkan dalam dunia pendidikan selain mensosialisasikan kepada guru dengan mengadakan pelatihan dan workshop dsb, juga menyampaikan kepada siswa dan mensosialisasikannya kepada orang tua siswa.

Di dalam pelaksanaan Kurikulum Merdeka, semua harus saling bekerja sama, berperan dan mendukung. Baik guru dan siswa secara aktif di dalam proses pembelajaran serta peran dan dukungan orang tua siswa dan komite sekolah.

*Arifatin Kholisah adalah Penyusun Laporan Keuangan (PPAPB) Balai Diklat Keagamaan Jakarta

.