PELATIHAN KEPALA RA DI PASURUAN

Senin ini (21/3) ada tugas melatih Kepala Raudlatul Athfal (RA) di Kab. Pasuruan. Para peserta 40 orang dari berbagai kecamatan di Kabupaten perbatasan Sidoarjo bagian selatan itu. Dibuka oleh Kepala Balai Diklat Keagamaan Surabaya Dr. H. Japar pada Jumat (18/3). Kegiatan akan berakhir pada Jumat (25/3/22).

Pada angkatan IX ini saya masih dipercaya mengampu mata pelatihan Teknik Analisis RKM dan Anggaran. Berdasarkan diskusi awal, saya menemuka harapan dan mimpi para Kepala RA. Misalnya ada yang menginginkan RAnya menjadi unggulan, lulusannya mempunyai karakter Islami, dan kreatif.

Ada juga yang sudah menerapkan pembelajaran kontektual. Misalnya jika ingin menanam ‘pohong’, anak-anak diajak ke kebun. Artinya mereka belajar dengan mengalami, bukan sekadar teori. Sekolah ini bisa diproyeksikan menjadi RA Alam yang belum banyak dimiliki lembaga lain.

Setelah diidentifikasi potensi dan tantangannya, baru ditetapkan program dan kegiatan. Dalam menetapkan kegiatan, perlu dianalisis kekuatan ‘lawan’ agar bisa menjadi RA unggulan dengan program dan kegiatannya, bukan sekadar ‘njiplak’ program lembaga lain.

Ada yang menarik, salah satu peserta ada yang ahli menyanyi. Jika ditinjau dari aspek analisis diferensiasi, jika ada SDM yang memiliki kompetensi tertentu yang tidak dimiliki orang lain, hal ini menjadi aspek personal (branding). Setiap potensi harus dikelola dengan baik untuk mengangkat citra lembaga, bukan sebaliknya.