Kaban Litbang Diklat Ajak Kampanyekan Moderasi Beragama Melalui Medsos


Pada Pembukaaan ToT PMB UIN RIL
Bandar Lampung, YoKersane.
Bertempat di meeting room Lantai 2 Hatel Novotel Lampung (19-24/12), digelar Training of Trainer (ToT) Penguatan Moderasi Beragama (PMB). ToT PMB ini diselenggarakan berkat kerjasama antara Pusdiklat Tenaga Administrasi dengan Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung (UIN RIL). Para peserta berjumlah 40 orang berasal dari unsur pimpinan seperti wakil rektor, dekan dan wakil dekan, direktur pasca, ketua lembaga dan jajarannya. Ada juga ketua ma’had.
Dalam laporannya, Rektor UIN RIL Prof. Wan Jamaluddin Z, Ph.D mengungkapkan, MB menjadi sangat urgen karena kemajemukan bangsa. Meski hingga kini masih terawat baik khususnya di Lampung, hal ini harus terus terjaga. Dengan ToT ini diharapkan harmoni dalam kemajemukan dapat tergaransi.
Pj. Ketua PWNU Lampung tersebut menambahkan, bahwa ini sekaligus memperkuat kampus sebagai salah satu insitusi pendidikan tinggi yang dianggap layak mengawal PMB. PMB akan dilakukan khusus nya di UIN RIL yang memilik tidak kurang 32 ribu mahasiswa dan juga di luar UIN RIL atau Lampung pada umumnya. Dia berharap kepada peserta untuk mengikuti dengan baik.
“Meskipun mereka pimpinan tapi di sini peserta. Jangan kuwatir, tegakkan disiplin”, harap Prof. Wan.
Baca Juga : UIN Satu Tulungagung Gelar Orientasi Pelopor PMB

Sementara itu, Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Prof. Suyitno, M.Ag dalam pengarahannya memberikan pertanyaan pemantik terkait adanya PMB. Dia memancing dengan pertanyaan, “Apakah kita belum moderat sehingga ada PMB?”, tanya pria kelahiran Tulungagung tersebut. Menurutnya, memang dulu kita sudah mengenal Tri Kerukunan, antar umat beragama, internal umat beragama dan umat beragama dengan pemerintah.
Menurutnya sejatinya secara substansi tidak jauh beda. Kemasannya yang berbeda sesuai dengan (jaman) tantangannya. “Yang dihadapi generaai “Z” yang pola komunikasinya tidak lagi menggunakan dunia nyata tapi maya”, lanjutnya. Mereka tidak lagi doktrinasi di dunia nyata tapi memanfaatkan alat komunikasi media sosial. Maka menurut Wakil Ketua LPTNU itu perlunya mengajak dan mengkampayekan moderasi melalui pesan singkat di group media sosial.
Lebih lanjut dia mengungkapkan alasan para pendiri bangsa tidak memilih negara agama. “Apakah founding father tidak mengetahui pentingnya negara islam. Kenapa memilih Pancasila. Itu karena lebih mengutamakan kemaslahatan, ‘Dar’ul mafasid muqaddamun ala jalbil masalih”, ujarnya. Jika itu dipilih maka dikhawatirkan akan ada negara Kristen, Hindu, Katolik dan lain-lain.
Mereka ini sudah punya jasa dalam mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Mereka sudah korbankan jiwa raga.Tetapi, divsaat yang sama dengan tulus mengorbankan ego keyakinan. “Lalu pihak yang mengkampanyekan khilafah itu pernah berkorban apa?”, pancingnya. Karena itu dia mengajak kepada peserta ToT untuk memberikan pencerahan kepada umat agar tidak terjebak dengan segala hal yang merongrong keutuhan negara.

Dalam ToT ini panitia menghadirkan narasumber seperti KH Luqman Hakim Saifuddin, Hasanuddin Ali, Dr. Imam Nahei, dan Kapolda Polda Lampung. Sementara dari Pokja MB nenurunkan Instruktur Nasional seperti Sholehuddin, Iklilah Muzayyanah, dan Wawan Gunawan.
Selama enam hari peserta mengikuti proses pelatihan dengan baik. Para peserta juga memgikuti tahapan micro training sebagai prasyarat menjadi fasilitator. Kegiatan ditutup oleh Sekjen Kemenag Prof. Nizar Ali. Hadir dalam penutupan Rektor dan Kakanwil Kemenag Lampung.


Самые красивые вибраторы
купить фалоиммитатор https://vibratoryhfrf.vn.ua.
Аксесуари дерев’яні вішалки для одягу
вішалки для одягу http://www.derevjanivishalki.vn.ua/.