TITIK TEMU ITU BERNAMA LINGKUNGAN

Spread the love

MODERASI BERAGAMA ALA MAMBAUL HIKAM JOMBANG

Dalam sebuah forum Moderasi Beragama (MB) di Bali beberapa waktu lalu, ada sebuah lontaran dari peserta, bahwa MB bisa dikaitkan dengan isu Lingkungan. Ternyata di Jombang sudah dilakukan. Seperti halnya Yayasan Mamba’ul Hikam Jombang, yang menaungi Ponpes Mamba’ul Hikam dan Madrasah Al-Hikam (MTs -MA) tanpa henti menggiatkan Moderasi Beragama Berbasis lngkungan di Kabupaten Jombang.

Penulis bersama Hj.Mustiqowati & Keluarga

Hal ini merupakan aksi nyata untuk menjaga kerukunan dan keharmonisan antar umat beragama.
Berbagai kegiatan Moderasi Beragama telah dilakukan oleh Yayasan Mamba’ul Hikam bersama dengan komunitas Gus Durian Jombang dalam satu misi dasar, pelestarian lingkungan.

Aksi nyata Moderasi Beragama berbasis lingkungan yang dilakukan yayasan yang didirikan oleh Drs. KH. M. Zubaidi Muslich ini seperti pembuatan biopori atau lubang resapan dan pemberian keranjang sedekah sampah botol dan gelas plastik di Gereja Kertorejo dan klenteng gudo, pembuatan eco enzyme berbahan limbah buah dari Klenteng Gudo, dan sudah diagendakan kegiatan yang sama dengan gereja Mutersari dan SMP Kristen Petra. Selain itu ada webinar lintas agama dengan fokus pelestarian lingkungan. Hal ini merupakan suatu upaya konkrit yang dilakukan oleh Yayasan Mamba’ul Hikam, sebagai cara menjaga stabilitas lingkungan.

Hj.Mustiqowati bersama jema’at Klenteng Gudo Jombang

Adalah Hj. Maftuhah Mustiqowati, M.Pd., kepala Madrasah Al-Hikam yang juga pengurus Pondok Pesantren Mamba’ul Hikam Jombang, selaku pelopor gerakan Moderasi Beragama berbasis lingkungan di Kabupaten Jombang. Bu Ika panggilan akrab alumni IAIN Malang ini dalam sambungan Whatshap mengatakan, ia bersama komunitas Gus Durian Jombang serta rekan-rekan lintas agama, telah melakukan kegiatan Moderasi Beragama melalui upaya pelestarian lingkungan. Titik temu itulah yang menjadi motor penggerak kebersamaan lintas agama dalam menjaga kerukunan dan keharmonisan.

Kegiatan semacam ini memang tidak bisa terukur dari materinya, akan tetapi lebih kepada nilai-nilai luhur yang tersemat di dalamnya. Seperti nilai toleransi, keberagaman, serta kerukunan antar umat beragama. Mengingat akhir-akhir ini sering bermunculan konflik berdasarkan perbedaan agama. Harapannya kegiatan hari ini menjadi bekal bagi anak cucu kedepannya, untuk menjalani kehidupan berbangsa yang penuh keragaman.

Pembuatan Biopori oleh para santri Mambaul Hikam di depan sebuah gereja di Jombang

Dalam upaya Penguatan Moderasi Beragama, apa pun bisa dilakukan. Salah satunya lingkungan menjadi media. Jika bicara lingkungan, semua agama mengajarkan peduli lingkungan. Tidak ada yang memerintahkan merusak. Kesamaan kepentingan menyelamatkan lingkungan inilah yang bisa dijadikan Titik Temu yang merupakan salah satu ‘pisau’ analisis dalam dialog antar umat beragama sebagaimana ditulis Ali Jumuah dan beberapa tokoh lainnya. Dalam “A Comond Word”, Ali Jumu’ah pernah mengusulkan jika gerakan “”Titik Temu” dalam mewujudkan kedamaian bisa dilakukan berbagai kegiatan, salah satunya melalui kerjasama para pemimpin agama dalam meyelematkan lingkungan.

Isu lingkungan ini menjadi isu sentral di tengah kepentingan bersama dalam menyelamatkan kehidupan manusia dan makhluk di bumi. Masalah lingkungna bukan saja masalah umat tertentu, namun sudah menjadi masalah global yang harus dipecahkan bersama-sama. Maka, lingkungan sejatinya sekadar ‘jembatan’ penghubung antar umat beragama dalam konteks Moderasi Beragama. Ini juga sejalan dengan konsep Moderasi Beragama, bahwa di antara sembilan kata kunci Moderasi Beragama adalah kemaslahatan umum. Menyelamatkan lingkungan adalah bagian dari uapaya mencapai kemasalahatan umum.

Pembuatan Biopori di depan Klenteng Gudo jombang

Mungkin Anda juga menyukai

1 Respon

  1. 06/12/2022

    […] Baca juga : TITIK TEMU ITU BERNAMA LINGKUNGAN […]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *