KUBROAN PENGUAT JAMIYAH DI AKAR RUMPUT

Spread the love

Catatan Tahlil Kubro Muslimat-Fatayat NU Kec. Driyorejo Gresik

sholehuddin memberikan ceramah saat acara kubroan di gresik

Sholehuddin*

Ahad (18/9) saya menghadiri undangan Pimpinan Anak Cabang (PAC) Muslimat dan Fatayat Nahdlatul Ulama Kec. Driyorejo Gresik. Semula tidak tampak dari depan padatnya jamaah kaum perempuan. Yang tampak malah bapak-bapak yang menyambut dan menyalami saya. Tetapi setelah melihat ruang sebelah tampak ribuan ibu-ibu memadati.

Mereka berasal dari berbagai penjuru desa. Ada yang naik mobil pribadi ada pula yang naik mini bus. Bahkan tidak sedikit yang naik colt terbuka.

Hadir di antara tamu undangan adalah Kyai Tijani dan jajaran pengurus MWC dan Ranting NU setempat. Selain takmir masjid Endro Yatim, Kepala Desa Petiken Mardi Utomo, Ketua ranting NU petiken : H. Sumai. Ketua mwcnu Driyorejo diwakili H. Jaidun. Tentu tidak ketinggalan ketua muslimat NU Hj. Sri Ujatiningsih, ketua Fatayat Siti Burlaila, Ketua ranting Muslimat Petiken Hj. Umi Sakdiyah. Ketua ranting Fatayat Iswatul Marwa.

sholehuddin beserta panitia acara KUBROAN di gresik

Dari unsur DPRD Kab. Gresik H. Sujono, SH juga hadir. Tampak pula H. Sumangat, pengurus ISNU Jawa Timur. Dari Forpim ada jajaran Polsek dan Koramil Kec. Driyorejo.

Kubroan atau tahlil kubro adalah forum pengerahan massa tingkat kecamatan. Ada juga yang mengemas model pengajian gabungan. Inilah model penguat jamiyah dan jamaah ala NU. Forum ini diisi tahlil dan beberapa sambutan. Mulai dari panitia, pengurus NU hingga Forkopimcam. Informasi jamiyah disampaikan dari pengurus, termasuk informasi lomba mars Muslimat. Sedangkan dari forkopim menyampaikan hal-hal terkait keamanan dan ketertiban. Termasuk kebijakan apapun.

Kubroan merupakan media informasi yang khas NU. Mereka menggelar secara mandiri, tidak ada anggaran negara. Meski di tengah arus informasi, pola Kubroan ini masih diperlukan dalam rangka penguatan jamiyah dan jamaah. Jika tidak ada kubroan, ciri khas NU akan berkurang.

Karena itu saya katakan di awal, jika masih ada Kubroan semacam ini, insya Allah negara aman. Inilah potensi keberagaman dan keberagamaan Indonesia yang patut dilestarikan. Ini uang tidak dimiliki negara dan bangsa lain. Hanya saja, ke depan perlu dikembangkan menjadi basis pemberdayaan ekonomi. Misalnya, menampilkan produk-produk setempat untuk penguatan ekonomi keumatan selain kejamiyahan.

Perlu dipahami bahwa negara yang kuat bukan (saja) dari aparat yang hebat tapi juga sejauh mana kemampuan negara dan bangsanya mengelola potensi dan keberagamannya. Indonesia dan NU ibarat dua sisi mata uang yang saling terkait dan menguatkan, bukan melemahkan. Selayaknya hubungan ini terus dipelihara menuju “Baldatun thayyibatun wa Rabbun Ghafur”.

*Dr. H. Sholehuddin, M.Pd.I, Ketua PC ISNU Sidoarjo asal Gresik.

Jamaah yang menghadiri acara kubroan gresik
Jamaah yang menghadiri acara kubroan gresik

Baca Juga : H. NAWARDI: PURNAWIRAWAN TNI BERHATI LEMBUT

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan