PROF. M. ALI RAMDHANI DAN PENDIDIKAN NU

Spread the love

Mengurai pikiran-pikiran pendidikan Ketua Umum PP LP Ma’arif PBNU

Wakil Ketua PBNU Prof. Nizar Ali dan Ketua PP LP. Ma'arif PBNU Prof. M. Ali Ramdhani

Oleh: Sholehuddin*

Di sela-sela rangkaian Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pimpinan Pusat Lembaga Pendidikan (PP LP) Ma’arif Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ada sesi Ramah Tamah dan Orientasi Pendidikan di Balai Kota Malang (Jumat, 26/8). Selain sambutan Walikota Malang H. Sutiaji ada orientasi pendidikan oleh Wakil Ketua PBNU Prof. Nizar Ali dan Ketua PP LP. Ma’arif PBNU Prof. M. Ali Ramdhani. Saya hadir selaku pengurus PW LP Ma’arif Jawa Timur.

Di awal orasinya, Ketua umum PP LP Ma’arif menyampaikan sebuah nasehat orang tua, “Jika ingin berkecukupan dalam setiap bulan, maka tanamlah padi, Jika ingin berkecukupan dalam sepanjang tahun, maka tanamlah pohon, dan jika ingin berkecukupan dalam setiap masa selama bumi berputar, maka tanamlah orang dengan menancapkan berbagai hal baik dan memartabatkan manusia.”

Prof Ali juga mengingatkan, pentingnya sebuah perkumpulan, “Kalau kita ingin jalan cepat, maka berjalanlah sendiri. Jika kita ingin menempuh perjalanan jauh, maka bergandengan tanganlah!”. Maka Ma’arif menjasi media bergandengan tangan dalam memajukan pendidikan.

“Pentingnya organisasi adalah agar sebuah kebaikan terorganisasi dengan baik, karena jika kebaikan tidak terorganisasi dengan baik, maka akan terkalahkan oleh kejahatan yang terorganisasi,” tegas Prof. Ali.

Selanjutnya, Prof Ali mengingatkan, “Sebuah permasalahan tidak akan terselesaikan oleh satu orang hebat saja, namun akan terselesaikan oleh tim yang baik. Saat ini tidak ada lagi Superman, yang ada adalah Supertim.”

Melalui Rakernas LP Ma’arif PBNU Tahun 2022 ini, Ketua Umum mengharapkan LP Ma’arif NU menjadi organisasi yang gesit, tangkas, cerdas, simplikasi, sinkronisasi dan berusaha menyederhanakan pendidikan.

Baca Juga : PW LP MA’ARIF JATIM SIAPKAN PENYUSUN SOAL AKM

Untuk peta jalan pendidikan LP Ma’arif, Prof.Ali memimpikan banyak hal, diantaranya menuju pendidikan yang mengembangkan ekosistem berbasis ke-NU-an, pendidikan unggul, kreatif, inovatif, produktif dan berdaya saing global.

Dari uraian di atas pesan-pesan yang dapat dipetik antara lain, pertama, bahwa investasi terbaik adalah ilmu dan pendidikan. Ada maqalah, tiada kepapahan selain kebodohan. Tiada kekayaan selain ilmu. Tiada warisan selain pendidikan. Warisan harta hanya menyisakan problem. Sedangkan warisan ilmu dan pendkan memberikan solusi.

Kedua, LP Ma’arif sebagai wadah jamiyah harus menjadi sebuah ekosistem. Artinya, dalam membangun pendidikan NU tidak boleh parsial. Di tubuh NU ini banyak sub sistem yang saling terkait dengan pendidikan. Misalnya ketenagaan ada Pergunu. Materi Aswaja ada Lembaga Aswaja NU Center. Ekstra Qiraah ada Jamiyatul Qurra’ wa Huffadz. Ekstra Silat ada Pagar Nusa. Kesiswaan ada Ikatan Pelajar NU dan Ikatan Pelajar Putri NU (IPNU-IPPNU).

Begitu pula dalam hal input maupun output. Input LP Ma’arif tingkat SD ada Pendidikan Anak Usia Dini yang dikelola Muslimat. Untuk output bisa ditampung di lembaga NU. Sampai jika menjcari tenaga pendidik bisa mencaei bibit bibit dadi universitas NU atau LPTNU.

Ketiga, Prof Dhani mengajak lembaga pendidikan NU untuk meningkatkan manajemen mutu. Manajemen mutu mulai dari planning, pengorganisasian, controlling hingga evaluating. Dalam hal ini sangat penting standar pelayanan minimal pendidikan maarif dan standar madrasah dan sekolah unggul. Dengan manajemen mutu inilah pendidikan NU bisa berkompetisi dengan lembaga pendidikan lain.

Keempat, perlu adanya penguatan kerjasama dan kolaborasi. Maju harus bersama sama. Inilah era kolaborasi. Maka, pendidikan NU yang sudah maju harus membangun kemitraan dengan yang belum maju. Diseminasi lembaga pendidikan unggul sudah menjadi kebutuhan. Tentu harus didasarkan pada prinsip diversifikasi pendidikan. Melihat potensi untuk dikembangkan. Dengan demikian, kemajuan pendudikan NU akan dirasakan bersama-sama.

Terakhir, melalui Rakernas LP Ma’arif diharapkan lahir Grand Desain pendidikan NU. Melalui Grand Desain ini diketahui tahapan demi tahapan menuju sistem pendidikan modern yang akomodatif terhadap segala perkembangan tanpa meninggalkan jati dirinya, “Mempertahankan tradisi lama yang baik dan mengambil hal baru yang lebih baik”. Salah satu ciri  modernisasi pendidikan adalah otomasi dan memangkas birokrasi. Karena itu birokrasi pendidikan lebih disederhanakan.

*Dr. H. Sholehuddin, M.Pd.I adalah Bidang Sekolah/Madrasah Unggul PWNU LP Ma’arif Jawa Timur dan Widyaiswara BDK Surabaya. Sekretaris BPP Unusida.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan