CAK JAIZ, MARINIR SANTRI DAN MASJID AL KAUTSAR YANG PUNYA SEJARAH

Spread the love

Catatan Tarawih Malam Kesembilan

Namanya Letkol Mar. M. Jaiz. Ketua takmir masjid Al Kautsar Komplek Gunung Sari. Beliau teman ngaji di pondok ngelom. Di IAIN kakak tingkat. Malam ini momem tarawih jadi ajang reuni tipis.

Bersama Letkol Mar. M. Jaiz, Ketua Takmir Masjid Al Kautsar Gunung Sari Surabaya

Sewaktu mondok beliau berangkat kuliah bawa sepeda jengki. Saya sendiri sebelum dimodali bapak 1 jt beli motor, biasanya naik angkot. Sering ketiduran jika pulang hingga bablas pasar taman. Pernah nyoba naik sepeda ke IAIN gak kuat, tapi Cak Jaiz kuat, maka tidak salah jika jadi tentara beda dengan saya yang cuma cita cita waktu kecil.

Cak Jaiz pernah jadi ketua Takmir di masjid yang sama, tapi berbeda yang yang rasakan. Kali ini banyak perubahan, terutama dalam hal syiar makin kuat di masjid. Remaja aktif tadarusan, bilal juga dari anak muda.

Berbeda dengan awal-awal saya bertugas tahun 2000 an. Setelah tarawih kala itu tidak ada tadarus, masjid ditutup. Kurang nampak suasana syiar Ramadannya. Inilah perubahan yang ada saat ini.

Masjid Al Kautsar memiliki sejarah tidak langsung dengan masa kecil hingga remaja saya. Bapak saya dulu Pegawai Negeri Sipil berdinas di Pusdikmar Gunung Sari. Lokasi masjid meski di luar asrama, sesekali saya diajak ke masjid ini.

Suasana Tadarusan di Masjid Zl KUsta

Di Pusdikmar, bapak bertugas di bagian ransuman calon perwira yang menjalani pendidikan. Para komandan Marinir Angkatan Laut hampir semua pernah bapak layani. Cak Jais termasuk pernah dilayani bapak saat beliau manjalani pendidikan setelah lulus IAIN Sunan Ampel.

Istimewanya, Cak Jais tidak ambil Perwira Rohani (Paroh) lazimnya alumni IAIN, tetapi ambil bagian lapangan. Maka, beliau bisa bertugas di beberapa daerah perbatasan, atau perwira lapangan, termasuk di Kodiklatal tempat beliau bertugas saat ini.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan