MI Al ISTIANAH YANG MAKIN DIMINATI

Spread the love

Catatan Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka

Dr. Sholehuddin M.Pd.I Bersama kepala sekolah Madrasah Ibtidaiyah Al Istianah Taman Sepanjang Sidoarjo

Hari ini (22/6) saya berkesempatan tilik madrasah dalam workshop Kurikulum Merdeka di Madrasah Ibtidaiyah Al Istianah Beringinbendo Kecamatan Taman Kab. Sidoarjo. Rencananya sampai besok saya membersamai para guru. Karena ini workshop, maka saya ajak para guru praktik memetakan dan menurunkan Capaian Pembelajaran ke Tujuan Pembelajaran (TP).

Dari TP diturunkan ke Alur Tujuan Pembelajaran (ATP). Dari ATP selanjutnya saya ajak mereka membuat Modul Ajar. Hari kedua dilanjutkan dengan Proyek Profil Pelajar Pancasila dan Penilaian. Apa yang dilakukan Yai Anas, Kepala MI ini sebagian dari langkah cepat sebagai leader dalam merespon kebijakan pendidikan terutama kurikulum.

Kegiatan ini mengingatkan saya pada empat tahun yang lalu. Saat itu ada kegiatan yang juga saya hadiri. Pak Anas kala itu cerita dia harus berjuang untuk mendapatkan murid yang begitu sulitnya seiring hadirnya beberapa sekolah baru. Tingkat kompetisinya cukup kuat. Hari ini saya ikut senang karena MI (Madrasah Ibtidaiyah) Al Istianah sudah semakin di hati masyarakat, tidak saja warga sekitar tapi juga luar desa. Bahkan ada beberapa warga perumahan elit di kawasan tersebut. Peserta Didik Baru saat ini sudah mencapai angka 75 lebih.

Bersama Guru Madrasah Ibtidaiyah Al istiyanah

Apa yang menjadi trik lembaga di bawah kepemimpinan Pak Anas?, beliau selain melengkapi prasarana dan sarana sepweti geduang dua yang tidak jauh dari kompleks satu, juga memberikan layana ekstrakurikuler. Ada tujuh ekstrakurikuler yang ditawarkan seperti drum band, musik patrol, banjari, qira’ah, tahfidz, pramuka, dan Pencak Silat Pagar Nusa.

Selain itu ada ikhtiar batin melalui istighatsah, guru, siswa dan pengurus. Pembiasaan harian juga melalui Asmaul Husna, tahlil, Bahasa Inggris, Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia dalam setiap apel pagi. Ada juga salat dluha dan zuhur.

Dr. H. Sholehuddin M.Pd.I bersama para guru MI Al-Istianah

Target Madrasah Ibtidaiyah Al-Istianah

Target madrasah ini, lulus MI sudah hafal Juz ‘Amma. Setoran hafalan harian diserahkan wali kelas masing-masing. Adapun munaqasah melibatkan pihak luar.

Selain itu trik lain dengan membangun kepercayaan masyarakat melalui kegiatan sosial. Misalnya ketika ada warga meninggal, anak-anak diajak takziah sekaligus praktik salat jenazah. Meskipun warga tersebut bukan wali murid mereka diajak hadir berbela sungkawa.

Para orang tua atau wali murid juga merasa memiliki. Jika ada kemurangan bahan untuk membangun prasarana, sokongan mereka juga tidak kecil. Ini sebagai kompensasi sebagai imbal balik, dengan syahriah yang sangat terjangkau peserta didik mendapatkan layanan maksimal.

Ikhtiar itu sudah membuahkan hasil. Dari empat tahun lalu 200 an peserta didik, saat ini sudah mencapai 380 peserta didik. Prinsip yang dibangun sesuai pesan kyai sepuh, “jangan menolak anak belajar agama”. Maka, yang dilakukan saat ini adalah pengembangan prasarana gedung atau ruang kelas baru.

Dari sini kita bisa belajar, mengelola lembaga tidak saja secara zahir melalui inovasi-inovasi, tapi juga usaha batin setiap warga madrasah. Maka benar kata pepatah, “Man jadda wa Jada”. “Siapa bersungguh-sungguh akan menemukan jalan”.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan