MERDEKA BELAJAR ALA RIBATH TAMBAK BENING

Spread the love

Hari ini Sabtu(14/5) biidznillah saya berkesempatan ngaji di pesantren Al Ibadah Al Islami. TEEBEE Indonesia Surabaya. Setelah ngaji, kami dapat wejangan khusus (diskusi) tentang kurikulum pendidikan dari Guru Besar Ilmu Ekolistik Romo Guru Lutfi Muhammad Zainuddin Ali Basyah. Setelah itu rapat dengan Jajaran pengurus.

Banyak pelajaran hidup yang saya dapatkan dari pesantren ini, seperti kemandirian, keikhlasan, kepasrahan, dan loyalitas. Selain itu, ada konsep pendidikan yang telah didobrak oleh pesantren ini. Lembaga pendidikan bagi pesantren ini tidak boleh terkungkung dengan kurikulum (Tertulis). Karena itu pesantren ini lebih banyak menerapkan kurikulum tersembunyi (hiddent curriculum) atau yang tidak tertulis.

Artinya, para santri benar-benar diberikan kebebasan berekspresi sesuai talenta masing masing (kullu syaiin maziyah). Para santri mukimer (panggilan santri mukim) diberi tugas masing masing. Ada yang bagian pertokoan (Zen Mart), perairan (Benomari), majalah Mayaro mulai penulis, lay out, cetak hingga distribusi. Hal terkecil, misalnya matikan lampu jika sudah jam tertentu ada bagian sendiri.

Perlakuan terhadap mereka juga disesuaikan latarnya. Misalnya ada santri dengan masalah yang dihadapi, pendekatannya atau ijazahnya berbeda, amalan juga berbeda. Saya sendiri sering mendapat resitasi (penugasan) sesuai bidang yang saya tekuni, moderasi beragama misalnya. Saya pernah ditugasi menulis opini di Mayaro dan testimoni pasca pelatihan Instruktur Nasional.

Ini yang yang dalam konsep sekarang disebut merdeka belajar. Bisa dikatakan, sebelum merdeka belajar diterapkan, pesantren ini sudah melakukan jauh hari. Pola dobel keahlian (duble track) yang banyak dikembangkan sekolah saat ini sudah diterapkan.

Meski demikian, arah pendidikan tetap pada konsep menomorsatukan Allah yang diekspresikan dengan revolusi Iqro’. Karena itu, mereka bisa lulus jika sudah menghasilkan karya buku. Mungkin satu-satu nya dan pertama, ada pesantren yang prasyarat kelulusan harus punya karya buku.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan