MENYULAP SEKOLAH LASKAR PELANGI MENJADI SEKOLAH UNGGULAN

Spread the love
Kuntumaroh Rahayu guru sekolah unggulan situbondo
Kuntumaroh Rahayu

Oleh: Kuntumaroh Rahayu*

Bukan sekolah unggulan

“Sebelum saya mengajar di MTsN 3 Situbondo, dari tahun 2005 – 2015 saya mengajar di MI Muhammadiyah Perante – Asembagus yang sekarang sudah berubah nama menjadi MI Muhammadiyah Islam Terpadu”.

Tahun 2005, jumlah siswa MI.Muhammadiyah perante dari kelas 1-6 hanya 45 orang, dengan rincian kls 1 sebanyak 8 siswa, kelas 2 sebanyak 8 siswa, kelas 3 sebanyak 7 siswa, kelas 4 sebanyak 5 siswa, kelas 5 sebanyak5 siswa dan kelas 6 sebanyak 3 siswa saja. Terkesan MI Muhammadiyah perante sedang berada di ujung tanduk. Letak MI.Muhammadiyah yang diapit oleh 6 sekolah yang berdekatan menambah sulitnya madrasah untuk mendapatkan siswa di tengah-tengah persaingan antara sekolah yang sangat ketat.

Tahun 2004 bulan Juli, kepala sekolah MI.Muhammadiyah mengalami pergantian kepala madrasah karena kepala madrasah yang lama purna tugas. ketua cabang muhammadiya asembagus menunjuk Ibu Sumijati,S.Pd selaku ketua ‘aisyiyah cabang asembagus menggantikan kepala Madrasah yang lama. sejak datangnya kepala sekolah yang baru, Ibu Sumijati, S.Pd, madrasah mulai membenahi diri. Dimulai dari seragam sekolah. Yang dulunya seragam siswa terlihat kumuh, madrasah mulai mencari donatur untuk membelikan seragam siswa yang tidak mampu agar bisa memakai seragam yang layak.

Madrasah juga mewajibkan siswa untuk membeli buku paket meskipun dengan cara mencicil, membeli buku dari penerbit erlangga yang harganya di atas rata-rata buku terbitan percetakan yang lain dengan tujuan memperbaiki kualitas pembelajaran. Siswa juga di ikutkan lomba-lomba baik lomba bidang studi maupun lomba kreatifitas dan bakat, di tingkat kecamatan maupun kabupaten, dengan pelatihan bimbingan yang sangat intens. Bahkan untuk lomba yang berhubungan dengan kesenian, madrasah mendatangkan pelatih profesional dari luar madrasah.

Usaha tersebut membuahkan hasil yang nyata, di setiap perlombaan yang di adakan dinas pendidikian kecamatan maupun kabupaten, MI Muhammadiya selalu mendapatkan juara 1, 2 atau 3. Dari situlah masyarakat mulai memperbincangkan MI. Muhammadiyah, guru – guru MI.Muhammadiyah mulai gencar melakukan ajakan kepada masyarakat untuk memasukkan putra – putrinya ke MI.Muhammadiyah Perante melalui pendekatan silaturrohim dari rumah ke rumah, maupun di forum-forum pengajian RT yang di pimpin ibu Sumijati.

Selama 2 tahun, yaitu tahun 2006 dan 2007 jumlah siswa yang masuk ke MI. Muhammadiyah Perante mengalami kenaikan, namun kenaikannya tidak signifikan. Meski demikianprestasi siswa terus bertambah, baik di tingkat kecamatan maupun di tingkat kabupaten. Hingga MI. Muhammadiyah mendapat julukan “ Si Kuda Putih dari Perante” dari Lembaga SD di kecamatan Asembagus karena kecepatan perkembangan prestasi akademiknya yang sering menjuarai lomba-lomba di tingkat kecamatan menyaingi sekolah unggulan yang ada di Kecamatan Asembagus.

Baca Juga : MENGAWAL TRADISI MENULIS BAGI GURU MTs

Momentum

Tahun 2007 adalah tahun dimana drum band baru menjamur di sekolah–sekolah kota yang sudah maju di Kabupaten Situbondo, sehingga sekolah yang sudah memiliki grup Drum Band di anggap sekolah bonafit. Hal tersebut memacu sekolah-sekolah unggulan di kecamatan asembagus untuk memiliki grup drumband. Sehingga 2 sekolah unggulan di Kecamatan Asembagus kemudian juga memiliki grup drumband.

Hal tersebutlah yang menjadi momentum kemajuan pesat MI.Muhammadiyah Perante. Kepala Madrasah, Ibu Sumajati,S.Pd tanggap melihat keinginan masyarakat. Beliau segera mengumpulkan komite, petinggi Muhammadiyah dan donatur untuk membicarakan pembelian perangkat drumband.

Berkat loyalitas dari para donatur, dan para tokoh Muhammadiyah, akhirnya terkumpullah dana sumbangan sebesar 10 juta rupiah. Dan terbentuklah grup drum band MI. Muhammadiyah Perante Asembagus yang di beri nama ‘GITA MENTARI”. Hal tersebut membuat kemajuan pesat terhadap bertambahnya jumlah siswa baru setiap tahunnya. Masyarakat mulai tertarik dan tidak ragu untuk memasukkan putra putrinya ke MI.Muhammadiyah. sekolah yang dianggap kumuh berubah menjadi sekolah bonafide yang diminati masyarakat.

Tidak berhenti disitu, Madrasah juga mengajukan proposal ruang kelas baru melalui kantor kementerian agama kabupaten situbondo. Sehingga tahun 2008, setahun setelah pembelian drum band, sekolah merobohkan kelas yang lama yang sudah lapuk, dan membangun kelas baru. Di tahun yang sama sekolah juga embeli 10 unit computer sebagai alat penunjang pembelajaran TIK. Perubahan penampilan bangunan madrasah yang bertambah baik dan fasilitas penunjang pembelajaran yang memadai juga menarik minat masyarakat untuk menitipkan putra – putrinya di MI. Muhammadiyah Perante.

Program Madrasah semakin dikembangkan dengan adanya ekstrakurikuler seni beladiri “tapak suci”. Dengan pelatih yang mumpuni prestasi siwa dikejuaraan bela diri yang diadakan tingkat kabupaten maupun propensi juga sangat berkibar. Hal tersebut menginspirasi sekolah – sekolah yang lain untuk memiliki program ekstrakurikuler yang serupa.

Seiring dengan semakin ketatnya persaingan sekolah dasar di kecamatan Asembagus, MI.Muhammadiyah terus berbenah, dengan menambah program unggulannya yaitu program tahfidz dengan metode yang masih belum bisa dilaksanakan disekolah sekolah yang lain yaitu, bagi peserta didik yang ingin mengikuti program tahfidz lanjutan, siswa diberi jadwal dua kali dalam seminggu dari jam 4 sore, bermalam disekolah hingga selesai sholat subuh. Tujuan bermalam di sekolah selain untuk bimbingan tahfidz secara maksimal juga agar siswa yang ingin melanjutkan studi di pondok pesantren bisa berlatih mondok sejak dini, karena hampir 50% lulusan MI.Muhammadiyah, melanjutkan studinya di pondok.

Berkat kegigihan dewan guru dalam membimbing siswa, kolaborasi yang baik dengan komite, donatur dan masyarakat, program unggulan yang sesuai dengan budaya masyarakat setempat, ketanggapan kepala sekolah dalam menilai keinginan masyarakat terhadap madrasah, membuat sekolah yang dulunya disebut sekolah Laskar Pelangi, sekarang bisa menjadi salah satu sekolah yang banyak diminati oleh masyarakat. Tahun ini jumlah siswa MI. Muhammadiyah yang 15 tahun yang lalu 45 siswa, sekarang sudah memiliki siswa sebanyak 225 siswa.

*Kuntamaroh adalah Guru MTsN 3 Situbondo

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan