BERPOTENSI DENGNAN KARYA MONOKROM RAGAM HIAS

Spread the love

Oleh : LILIK NURWATI, S.Pd

GURU MAN 4 JOMBANG

Menjadi seorang guru, adalah angan- angan sejak kecil, hingga angan- angan itu menjadi busur dalam kehidupan saya yang ingin saya tancapkan dalam kenyataan. Sampai akhirnya takdir melukiskan kisahnya, saya menjadi seorang guru. Bergelut di dunia pendidikan sejak masih kuliah sampai saat ini, menjadi guru SD, SMP, SMK pernah saya lalui, sampai saat ini saya mengajar di MAN, Tepatnya MAN 4 Jombang. Menjadi seorang guru adalah hal yang menarik, bertemu dengan berbagai karakter anak didik adalah hal yang penuh teka- teki, bagaimana menyampaikan pembelajaran seperti meramu sebuah masakan, yang kiranya bagaimana dapat dihidangkan dan dinikmati dengan senang hati. Menjadi seorang Guru Seni Budaya harus mempunyai inovasi, kreatifitas yang dapat menjadi magnet untuk anak didik dapat belajar dan mempelajari sepenuh hati, sehingga dapat menghasilkan karya seni yang membanggakan.

DI MAN 4 jombang adalah sekolah dengan mayoritas anak pesantren, sehingga dalam pembelajaran seni budaya yang notabene pembelajaran berkesenian, menghasilkan karya seni yang memiliki estetika, namun terkendala pada media dan bahan. Sebagai guru harus jeli dalam membaca medan, dengan pemanfaatan media yang sederhana namun tetap menghasilkan karya yang berkelas. Kondisi suasana belajar siswa merasa jenuh ketika guru kurang inovasi dalam menyampaikan materi pembelajaran, perlu diberi angin segar dengn menghadirkan karya visual yang menarik.

Baca Juga : Berbeda namun Menyapa

Tujuan yang ingin dicapai dari pembelajaran ini adalah dengan menggunakan pendekatan proses dengan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dapat mengoptimalkan kreatifitas siswa dalam berkarya seni, khusunya pada gambar ragam hias, sehingga kecintaan pada batik akan semakin meningkat. Pendekatan proses merupakan suatu cara dimana guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengamati penemuan konsep tertentu, dan dapat melatih potensi yang dimiliki secara optimal, Dalam hal ini siswa dapat mengeksplorasi berbagai objek untuk, selanjutnya dimodifikasi dengan teknik deformasi, sehingga akan menghasilkan karya seni ragam hias yang penuh kreatifitas, hasil pengembangan objek yang telah dipilihnya, baik flora,fauna,geometris maupun polygonal.

Dalam pembelajaran ini , melibatkan siswa anak kelas XI dengan materi teknik modifikasi objek dalam menggambar ragam hias. Aksi yang dilakukan yakni, dengan memberikan contoh gambar batik monokrom yang sudah jadi dan menunjukkan langkah pembuatannya.Penguatan motivasi perlu dilakukan bahwa menggambar itu ‘menyenangkan’ , mulailah siswa berkreasi dengan buku gambar dan pensilnya, menuangkan ide, dalam objek yang akan digambar dan dimodifikasi dengan teknik deformasi, yakni teknik modifikasi objek dengan merubah bentuk tanpa meninggalkan karakter aslinya. Guru berkeliling untuk membimbing, sampai pertemuan berikutnya siswa sudah sampai pada tahap finishing, dan hasilnya luar biasa. Siswa menunjukkan kemampuannya dengan optimal.

Kendala yang dihadapi , yakni beberapa siswa yang merasa kesulitan dalam menuangkan ide, rasa keraguan akan hasil yang tidak maksimal, namun dapat teratasi dengan pembimbingan secara khusus dan telaten, hingga akhirnya siswa menyadari bahwa hasil gambar yang dihasilkan karya sendiri sangat membanggakan.

Setelah siswa berhasil mengembangkan ide kreatifitasnya di atas kertas, guru memberikan umpan dengan karya seni terapan yakni menggambar dengan media pot plastik , dengan penerapan gambar yang telah dihasilkan diatas kertas. Antusias siswa sangat besar sehingga mereka dapat berkarya dengan maksimal, secara berkelompok, membangun nilai- nilai persahabatan dan kekompakkan, dan hasil karya dapat didedikasihkan ke MAN 4 jombang. Suatu kebanggaan tersendiri untuk siswa hasil karya nya dapat terpajang dan dimanfaatkan oleh Madrasah.

batik monochrom
batik monochrom

Beberapa cara yang dapat dijadikan alat motivasi oleh guru pada awal pelajaran seni rupa yaitu : insentif, membangunkan pengalaman pribadi (ingatan, asosiasi emosional), pengamatan langsung kepada objek di lingkungan, asosiasi gagasan dengan bahan/media dan perluasan pengetahuan.

Penguatan bersifat non-material, yang memungkinkan para siswa tergugah minatnya untuk mengikuti pelajaran. Bentuknya antara lain berupa kata-kata pujian, gerak mimik, acungan jempol, atau tanda persetujuan dan penerimaan guru kepada siswa yang mengemukakan gagasan menarik. Hal ini dapat dilakukan terutama pada diskusi awal.

Motivasi emosional diperdalam sehingga dapat menyentuh perasaan dan imajinasi siswa. Gagasan yang dikaitkan dengan ekspresi menghasilkan karya yang lebih berkualitas. Mempertunjukkan karya secara visual akan membangun imajinasi lebih luas, dan pembuktian bahwa karya seni itu keren.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan