IAI AL KHOZINY: KAMPUS BARAKAH BERBASIS PESANTREN

Spread the love

Apa yang membuat kampus IAI Al Khoziny banyak diminati dan tetap eksis meski beberapa kampus terutama yang kecil banyak yang kolap. Banyak analisa kampus ini berbasis pesantren. Jumlah santri ribuan menjadi modal utama.


Apa hanya itu, ternyata tidak juga. Tidak semua mereka santri atau alumni. Menurut kyai Sudjak Dekan Fakultas Tarbiyah, dosen IAI Al Khoziny selain diperkuat dosen tetap banyak praktisi dan orang-orang hebat. Ada Kepala Kemenag, ada widyaiswara (beliau menyebut nama saya). Saya memang memiliki Nomor Induk Dosen Khusus (NIDK) di kampus ini.


Sejak tahun 2013 saya bergabung dan baru beberapa tahun terakhir memiliki NIDK. Sebuah kehormatan bisa bergabung di sini. Sebab, saya bukan siapa siapa.


Ketiga, yang tidak kalah penting, keberkahan dari muassis, KH. R. Abdul Mujib. Pembina yayasan KH. R. Abdus Salam Mujib, Rois PCNU Sidoarjo. Rektornya bukan orang sembarang, Prof. KH. Asep Saifuddin Chalim. Beliau putra pendiri NU KH. Abd. Chalim Majalengka, pendiri dan pengasuh Ponpes Amanatul Ummah.


Inti yang disampaikan Prof. Asep, IAI Al Khoziny segera dan tengah bertransformasi. Universitas menjadi harapan dan cita-cita bersama. Tentu ini menjadi tantangan bagi civitas akademika.


Kemarin Jumat (29/4) moment penting dalam kegiatan pembinaan, rapat, dan buka bersama. Saya bersyukur bisa hadir walau sejenak. Bisa bersilaturrahim, tabarruk pada kyai-kyai pesantren yang istiqamah dalam membangun Sumber Daya Manusia berbasis pesantren.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan