PAK TRISNO: PEJUANG YATIM YANG PEKERJA KERAS & KAYA IDE

Spread the love
Dr. H. Sholehuddin, M.Pd.I Ketua ISNU Sidoarjo JATIM bersama Pak Trisno di kediaman Taman Sepanjang sidoarjo Jatim
Dr. H. Sholehuddin M.Pd.I bersama Pak Trisno di kediaman

Tadi malam saya ketamuan Orang tua bersama putrinya, mahasiwa tingkat akhir di Unusida. Putrinya ini dapat beasiswa kuliah. Semua itu bi’aunillah. Orang tuanya bernama Pak Trisno. Pak Trisno ini seorang mukhlis berjuang di level ranting. Tidak pernah berpikiran jadi pengurus tingkat lebih tinggi.

Bagi dia, bagaimana anak yatim dan dhua’fa” di Sepanjang bisa sekolah dan dapat santunan itu lebih penting dari sekadar posisi. Dia ini pengurus santunan yatim, bagian menarik kaleng infaq di warung-warung. Tidak banyak orang seperti beliau. Maka ketika 4 tahun lalu cerita anaknya mau kuliah, saya tawarkan beasiswa di Unusida kok mau. Alhamdulillah lancar. Ini semua barakah ngurusi yatim.

Beliau ini berpikiran progresif. Misalnya ide membuka titik-titik pasar kaget yang dikelola Ranting NU bersama perangkat desa. Ide ini sangat bagus selain membamgkitkan ekonomi warga juga membangun kemandirian jamiyah.

Pak Trisno Bersama Putri beliau saat berkunjung di rumah kediaman ketua Isnu sidoarjo Jatim Dr. H. Sholehuuddin M.Pd.I
Pak Trisno dan Putri

Dalam berjuang di NU beliau tidak ingin mendapatkan apapun selain barakah karena beliau ini sudah punya usaha. Dia memproduk souvenir hadiah untuk acara acara tertentu seperti wisuda, valentin, ulang tahun dan lainnya. “Saya itu memanfaatkan kelemahan wanita, apa itu boneka”, ucapnya dengan guyon tapi mengena. Saya pun ikut ketawa riang.

Souvenir hadiah ini dirangkai sedemikian rupa. Dia melibatkan tetangga satu item dihargai 700 rupiah. Setelah dirangkai dikirim ke Pusat Grosir Surabaya (PGS). Selain itu, dia punya stand di pasar. Jual mainan, boneka, pigora dan pernik-pernik lain yang tidak mudah basi.

Boneka produksi dari Pak Trisno
Bunga syntetic karya Pak trisno

Di rumah Sepanjang dia buka usaha peracangan. Jual alat tulis, listrik air mineral dan kebutuhan rumah tangga lain. Dia buka hingga jam 11 malam dan ternyata ada saja yang beli karena jam jam itu sudah tidak ada toko yang buka.

Pak Trsno ini sosok tidak berpendidikan tinggi tapi menguasai ilmu ekonomi terutama strategi marketing. Sampai ada toko yang kasih voucher, ilmu gendong ngindit tahu semua. Itu cuma strategi. Dia juga mau berbagi pengalaman ibu- ibu yatim bagaimana berwirausaha.

Maka, orang seperti pak Trisno ini perlu didengar, ditampung aspirasinya. Ide-ide briliant dalam pemberdayaan ekonomi keumatan yang luar biasa perlu disupport. Semoga beliau diberi kesehatan, usahanya lancar sehingga bisa terus berkhidmah dalam jamiyah.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan