Madin Sunan Ampel, Non formal yang Menginsersi Lembaga Formal

Spread the love

Sholehuddin*

Dr. H. Sholehuddin, M.Pd.I bersama guru Madin Sunan Ampel

Sabtu (31/12) menjadi kegiatan kemasyarakatan non kedinasan saya di penghujung tahun 2022. Saya diminta membersamai guru-guru Madrasah Diniyah Sunan Ampel Sidoraharjo Kecamatan Kedamean Kab. Gresik. Kegiatan yang bertajuk Pelatihan Penguatan SDM Guru Madin diikuti 15 Guru Madin Sunan Ampel dan beberapa madin sekitar.

Menurut kepala Madin Achmad, kegiatan ini bertujuan meningkatkan profesionalitas guru madin. Materi yang saya berikan sesuai yang diinginkan adalah psikologi belajar peserta didik dan strategi pembelajaran. Ini sesuai dengan semangat kurikukum merdeka yaitu memberikan layanan pendidikan sesuai karakter dan kebutuhan peserta didik.

Setelah mendalami gaya belajar, dilanjutkan materi metode pembelajaran yang dikaitkan dengan media. Artinya, media menyesuaikan metode yang digunakan. Setelah dibagi kelompok mapel, mereka membuat media sederhana.

Dr. H. Sholehuddin, M.Pd.I bersama guru Madin Sunan Ampel

Meskipun para guru madin ini rata rata lulusan pesantren, mereka mampu mengadaptasi model pembelajaran inovatif. Hal ini menunjukkan bahwa para guru madin memiliki potensi yang bisa dikembangkan.

Madin Sunan Ampel seperti biasa, menyediakan muatan materi keagamaan khas diniyah pada umunya. Tetapi, madin ini memiliki khas dalam pengelolaannya. Pembelajaran menginsersi secara intrakurikuler pada lembaga formal Madrasah Ibtidaiyah (MI) Sunan Ampel dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Sunan Ampel.

Yang membanggakan, madin ini sudah memiliki dokumen kurikulum. Sekadar tahu, Ust. Achmad kepala madin merupakan alumni pelatihan guru madin di Kemenag Gresik yang pernah saya ampu. Saat itu saya berikan materi dokumen kurikulum.

Baca Juga : Kaban Litbang Diklat Ajak Kampanyekan Moderasi Beragama Melalui Medsos

Di madin ini, para lulusan juga mendapatkan surat tanda kelulusan madin dari Kemenag. Artinya, lulusan madrasah ini akan mendapatkan dua ijazah. Ijazah formal dan non formal madin. MI akan mendapatkan ijazah ula, MTs mendapatkan ijazah Wustho.

Sistem penyelenggaraan madin ala Madin Sunan Ampel ini tergolong unik. Sebab, selama ini penyelenggaraan masin di luar jam formal. Ada juga penyelenggaraan dengan menjadikan mapel mulok. Model ini saya temukan di MTs Unggulan Darul Ulum Jombang. Tidak kurang dari 25 mapel mulok keagamaan sebagai unggulan di MTs berbasis pesantren ini.

Apa yang dilakukan di Madin Sunan Ampel bersama MI dan MTs Sunan Ampel ini merupakan bentuk inovasi pendidikan keagamaan. Pola insersi ini sedang trend saat ini. Insersi sebagai penambahan materi dinilai oleh para ahli dan praktisi yang paling praktis.

Namun demikian, bukan berarti tidak ada kendala. Misalnya, jam madin harus menyesuaikan jam formal, salah satunya (meski bagi madin sunan ampel tidak menjadi kendala berarti). Terkadang berubah setiap tahunnya. Tentu solusinya harus dilakukan secara bersama sama. Jika ini bisa dilakukan dengan prinsip simbiotik mutualisme, maka lembaga ini akan menjadi lembaga pendidikan unggulan dan alternatif.

*Dr. H. Sholehuddin, M.Pd.I adalah widyaiswara Bdk Surabaya dan bidang madrasah unggul PWNU LP Ma’arif Jatim.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan