UNUSIDA Hadiri Rakernas LPTNU di Medan

Spread the love
Rakernas Medan

Medan, YoKersane
Rapat Kerja Nasional Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU) digelar Rabu-Kamis (8-9/3) di Hotel Santika Medan. Tidak kurang 1000 peserta dan undangan hadir di event tersebut, tidak ketinggalan Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida). Unusida mengutus Sekretaris BPP Sholehuddin dan Wakil Rektor Hadi Ismanto.

Rakernas dibuka secara virtual oleh Wapres KH. Makruf Amin, dihadiri Ketua PBNU KH. Yahya Cholil Staquf didampingi Sekjen Saifullah Yusuf, Mendikbudristekdikti Nadiem Makarim, Mensesneg Pratikno, Sekjen Kemenag KH. Nizar Ali beserta jajaran pimpinan eselon satu dan dua, para rektor Perguruan Tinggi Negeri, para tamu luar negeri, dan tentu perwakilan PTNU se-Indonesia.

Sesi pertama, Forum Hubungan dengan Industri menghadirkan Dirut Bank Mandiri Darmawan Junaidi, Presiden Direktur Microsoft Indonesia Dharma Simorangkir, dan Kapus Layanan Pembiayaan Pendidikan Dr. Kahar. Darmawan Junaidi mengupas keterlibatan dunia perbankan dalam pembiayaan pendidikan. Dharma Simorangkir berbicara digitalisasi dan peluang perguruan tinggi. Sedangkan Kahar membicarakan kebijakan layanan pembiayaan pendidikan.

Dirjen Dikti Ristek Kemendikbudristekdikti. Prof. M. Ali Ramdhani dan Prof. Nizam

Dirjen Pendis Kemenag RI dan Dirjen Dikti Ristek Kemendikbudristekdikti. Prof. M. Ali Ramdhani dan Prof. Nizam berbicara sistem pendidikan tinggi di bawah masing-masing kementerian. Keduanya memberikan peluang dan kesempatan meningkatkan mutu PTNU.

Sesi kedua, gala dinner malam hari diisi tema “leader dinner” dengan menghadirkan Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof. KH. Yudian Wahyudi. Mantan rektor Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta ini lebih banyak memberikan spirit seorang pemimpin. Baginya riyadlah dan wirid itu penting untuk sebuah kesuksesan. Beliau tidak pernah lepas dari tahajjud dan istikharah. Ketika mau memimpin BPIP, dia sempat sowan ke makam Bung Karno dan minta ‘restu’. Suasana penuh canda dan ketawa pengunjung membuat forum makin gayeng hingga pukul 22.00 lebih.

Sesi ketiga pada hari kedua diisi seminar menghadirkan empat rektor PTNU. Unwaha Semarang, Unisma, Unusa, Unu NTB dan Unu Yogyakarta. Masing-masing menampilkan capaian dengan segala keunikannya. Unwaha menampilkan tata kelola kelembagaan, Unisna kerjasama luar negeri, Unusa menitikberatkan sistem penjaminan mutu, Unu NTB lebih bercerita bagaimana upaya kampus baru bisa bertahan dengan segala keterbatasan yang dimiliki. Sedangkan Unu Yogyakarta berbagi pengalaman dalam hal fundrising.

Yang tidak kalah menarik, paparan Ketua BAZNAZ terkait beasiswa dari lembaga amil tersebut. Beasiswa tidak saja untuk studi dalam negeri, tapi juga luar negeri. Direktur Diktis Kemenag RI dan Direktorat Kemendikbudristekdikti terkait membedah anggaran penelitian. Paling tidak ada 10 milyar disiapkan oleh Diktis untuk dana penelitian bagi dosen swasta di lingkungan Diktis dan 20 milyar untuk kampus negeri swasta.

Siang harinya memasuki sesi sidang komisi. Dibagi menjadi dua komisi, satu membahas moderasi beragama dan aswaja. Komisi dua membahas tata kelola kelembagaan. Secara spesifik, komisi keaswajaan membedah standar pengelolaan keagamaan di lingmungan PTNU.

Pada sidang pleno, disepakati beberapa poin rekomendasi internal dan eksternal. Secara internal di antaranya PTNU terlibat aktif dalam mewujudkan peradaban dunia, membuat peraturan standarisasi pengelolaan PTNU, data base dan referensi induk makul Aswaja An-Nahdliyah. Secara eksternal pemerintah dan dunia usaha memperkuat dukungan penyelenggaraan PTNU.

menghadiri acara rakerna medan, sholehudin bersama UNusida

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan