PENGALAMAN MENGAJAR DI SEKOLAH INTERNASIONAL THAILAND

Spread the love

Oleh: Putri Elfa Nur Izza,

Peserta PJJ KTI MTs Angkatan II, Kankemenag Kab. Blitar

Thailand adalah salah satu negara di Asia Tenggara yang terkenal dengan sebutan Negara Seribu Pagoda karena banyak sekali pagoda, kuil, atau kelenteng sehingga menambah daya tarik landmark negeri Thailand. Tidak hanya itu, pendidikan di Thailand juga menarik diketahui karena terdapat beberapa budaya pendidikan yang berbeda dengan budaya pendidikan di Indonesia.

Pada tahun 2018, saya diberikan kesempatan untuk mengajar selama satu bulan di salah satu sekolah internasional di Thailand yaitu Ban Pongsanook School melalui program SEA-Teacher dari SEAMEO. Ban Pongsanook School sendiri merupakan sekolah internasional tingkat sekolah dasar yang berada di daerah Lampang, Thailand Utara. Di sekolah tersebut terdapat banyak sekali pengajar asing yang berasal dari berbagai negara seperti Amerika, Irlandia, Capetown, China, Filiphina, Indonesia dan beberapa negara lain yang memiliki kualifikasi di bidang masing-maisng sehingga kualitas guru di sekolah tersebut bisa dikatakan sangat baik.

Guru-guru yang mengajar di Ban Pongsanook School biasanya menggunakan scientific learning approach dimana pembelajaran menuntut peserta didik aktif dalam pembelajaran/ student centered.Terdapat dua guru selama proses pembelajaran di kelas yaitu guru kelas dan guru pelajaran yang mengajar materi. Guru kelas bertugas untuk mengondisikan siswa agar tetap tertib dalam mendengarkan penjelasan serta instruksi dari pengajar materi. Hal ini membuat pembelajaran di kelas lebih efektif karena guru pelajaran tidak terbebani dalam hal pengondisian siswa dan bisa fokus menyampaikan materi.

Hal menarik lainnya yaitu guru di Thailand diberi kewenangan untuk memberi hukuman fisik berupa pukulan dengan batas tertentu kepada siswa untuk tujuan mendidik dan mendisiplinkan siswa.

D:\UNY\SEAMAO BATCH 5\PHOTO\1517460892638.jpg D:\UNY\SEAMAO BATCH 5\PHOTO\1517463461807.jpg

Di Indonesia sendiri saat ini terjadi pro dan kontra mengenai bolehkah guru memukul siswa seperti mencubit dan lainnya untuk mendisiplinkan siswa. Tak jarang banyak kita temui di berita bahwa terdapat walimurid membuat laporan jika anaknya dipukul guru ketika membuat kesalahan di sekolah. Di beberapa negara seperti Amerika, banyak yang tidak setuju terjadinya kekerasan di lingkungan sekolah meskipun hal itu bertujuan untuk mendidik. Namun, hal itu berbeda di Thailand. Sekolah-sekolah di Thailand masih banyak menerapkan cara seperti memukul siswa untuk mendisiplinkan. Bahkan di beberapa sekolah, sebelum memulai kelas, guru-guru di daerah tersebut akan memukul murid yang sulit diatur dengan sepotong kayu. Jika dilihat dari sisi positifnya, efek dari budaya tersebut membuat anak-anak di Thailand lebih patuh kepada guru dan lebih disiplin. Namun, secara psikologis tentu budaya ini juga mempengaruhi psikologi siswa. Oleh karena itu, di kalangan masyarakat Thailand sendiri terdapat beberapa kelompok yang meminta budaya memukul siswa ini dikaji ulang agar terbentuk sistem pendidikan di Thailand lebih sehat dan baik lagi untuk siswa.

Baca Juga : Tantangan di Era Transformasi Digital

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan