MADRASAH UNGGUL TIDAK HARUS MAHAL

Spread the love

Catatan Haflah Akhir Sanah di MI Al Jihad Astana Brondong Lamongan

Beberapa waktu lalu saya berkesempatan menghadiri Haflah Akhir Sanah Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Jihad Astana Brondong Lamongan. Madrasah ini di bawah naungan LP Ma’arif. Saya dibuat terkesima dengan madrasah ini. Betapa tidak, madrasah di kawasan kampung nelayan ini mengemas acara haflah cukup meriah, melebihi di haflah di lembaga perkotaan.

Semula saya mengira dengan penempatan acara pentas kreasi seni malam hari, siangnya tidak ada penampilan siswa. Dugaan saya meleset, acara haflah dikonsep sangat meriah untuk ukuran di desa.

Sebelum seremonial, para wisudawan wisudawati mengikuti pawai diarak menuju kursi kehormatan. Dengan seragam jas yang cukup wah, tidak hanya peserta didik yang diwisuda dengan seragamnya, para orang tua juga berseragam.

Baca Juga : Kebijakan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM)

Setelah qori dengan tarjemah yang dibawakan para peserta didik, dilanjutkan paduan suara dari anak-anak salah satunya membawakan mars madrasah. Kemudian sambutan kepala madrasah dan atas nama yayasan.

Setelah sambutan ditampilkan Tari Sajojo, tari khas Papua dan tari kipas khas sumatra. Benar benar menunjukkan kebhinekaan di madrasah. Yang agak berbeda, selain ada uji kompetensi hafalan Quran, juga ada uji hafalan hadis. Madrasah ini memang punya target, para lulusan minimal harus hafal juz 30 dan 20 hadis.

Disambung prosesi wisuda. Selain itu, yang tidak kalah menarik, para wisudawan melakukan sungkem kepada para orang tua. Tak ayal, pecah isak tangis mewarnai acara. Cukup lama seremonial sungkem ini.

Di sela sela acara saya sempat diskusi dengan kepala madrasah ustd. Fauzi. Informasi yang saya himpun, di antara pembiasaan adalah salat dhuha. Sementara ekstrakurikuler meliputi hadrah, muhadlarah, pramuka, dan bimbingan Al Quran.

Yang saya salut, peserta didik tidak dikenakan biaya pendidikan kecuali untuk mengaji. Itupun sangat terjangkau. Tidak sebanding dengan yang diterima.

wisudawan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Jihad Astana Brondong Lamongan
wisudawati Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Jihad Astana Brondong Lamongan

Berdasarkan fakta ini, saya katakan bahwa apa yang akan saya sampaikan, sudah ada di Al Jihad Astana. Saya pun mengupas kata JIHAD.

Pertama adalah ‘Juhdun’ yang berarti Sungguh- sungguh. Madrasah ini menunjukkan kesungguhan dalam mendidik generasi masa depan.

Kedua Ikhlas, antara guru, murid dan orang tua. Keikhlasan sudah ditunjukkan para guru. Ini haeus dibarengi dengan keikhlasan para orang tua dan peserta didik.

Ketiga Himmah, adanya keinginan yang kuat untuk berhasil. Himmah ini bisa berupa cita cita. Saya sering katakan, jika ingin sukses bacalah cerita orang sukses karena hal ini bisa mengandung doa yang diawali dari keinginan agar bisa seperti sosok yang diinspirasikan.

Keempat Amaliyah (ilmiah), berupa ilmu yang praktis. Hafalan quran dan hadis sebagai contoh amalan yang praktis yang bisa menjadi modal di masa mendatang. Kelima Dirayah artinya pengetahuan. Bahwa pendidikan berbasis pengetahuan atau keilmuan. Di MI Al Jihad Astana memberikan layanan pendidikan berbasis pengetahuan.

Di akhir sesi para orang tua saya ajak berinfaq untuk pengembangan madrasah. Ini kali pertama saya lakukan. Hal ini semata-mata karena merasa terpanggil untuk membuka kesadaran bahwa mengelola pendidikan harus dilakukan bersama-sama sekaligus menumbuhkan rasa memiliki.

Saya sempat diajak ke ruang kelas dan melihat bangunan yang tampak kokoh. Warna cat juga memgikuti trend. Di halaman ada pepohonan yang rindang. Di bawah tampak gazebo.

Belajar dari MI Al Jihad Astana, bahwa lembaga pendidikan unggul tidak identik mahal. Jika selama ini mind set masyarakat sekolah unggul mesti mahal, di MI Al Jihad Astana mematahkan pola pikir itu.

Dr. H. Sholehuddin M.Pd.I bersama kepala sekolah dan Guru
Foto : Dr. H. Sholehuddin M.Pd.I bersama Kepala Sekolah Ustadz Fauzi dan Guru

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan