LANGGAR AT TAQWA : MUSHOLLA KECIL DAN KYAI-KYAI BESAR

Spread the love

Senin, 4/4/22 saya berkesempatan kuliah subuh di Langgar At Taqwa Karang Pilang Surabaya. Lokasinya masuk gang yang tidak terlalu lebar setelah jembatan Karang Pilang.

Lihat penamaannya, langgar, menunjukkan tempat ibadah ini berusia puluhan bahkan ratusan tahun. Bangunan langgar memang tidak terlalu besar alias kecil. Jamaah juga tidak terlalu banyak. Tapi, langgar ini punya sejarah berharga, khususnya orang seperti saya yang suka belajar kepada orang-orang besar atau membaca biografinya..

Berdasarkan informasi yang saya himpun dari H. Rofi’i takmir langgar, ada deretan nama kyai besar yang pernah ngaji rutin di langgar ini. Sebut saja Kyai Hamzah. Aba Kyai Imron ini saudara sepupu kakek istri saya dari jalur Aba. Nasabnya sambung ke Mbah Mutamakkin Kajen. Pernah menjadi Rois PCNU ketika masih di Sepanjang.

Ada juga Kyai H. Imron Hamzah. Beliau putra Kyai Hamzah yang terkenal laduni. Konon, waktu mondok beliau jarang atau tidak pernah ikut ngaji, tapi kitabnya yang ikut ngaji. Beliau pernah menjabat Rois PWNU Jawa Timur. Saya sempat ikut ngaji Ihya Ulumuddin ke beliau bakda subuh di Musholla komplek pondok Al Ismailiyah, asuhan almaghfurlah. Beruntung, saya ‘menangi’ khatamnya.

Selanjutnya Kyai H. Badrus Sholeh. Beliau guru saya di ponpes An-Nidhomiyah Ngelom Taman. Gus Badrus panggilan akrab beliau santri kesayangan KH. Abd. Wahab Chasbullah. Karena cerdasnya, di pondok beliau dijuluki Ibnu Aqil. Mengasuh pondok An Nidhomiyah hingga mencapai puncaknya. Yang saya tahu, beliau agak lama ngaji rutin di langgar At Taqwa. Saya pernah badali kuliah subuh sewaktu di pondok.

Setelah beliau wafat, sekarang pengajian rutin atau pembinanya diteruskan oleh putra ke lima beliau, Gus Azzam Mahdi hingga kini. Jika Ramadan ada beberapa ustadz dan gus yang diminta Gus Azzam secara bergantian, termasuk saya.

Di antara jamaah ada H. Munir. Usia beliau sudah 82 tahun, tetapi masih sehat. Membaca juga tidak perlu bantuan kaca mata. Setiap harinya jaga parkir di pasar Karang Pilang. Tetapi selama puasa beliau memilih off.

Jika ingin menjadi orang besar, belajarlah kepada orang-orang besar. Jika tidak ada kesempatan belajar kepada mereka, bacalah biografinya, ikuti jejaknya. Hal itu bisa menjadi motivasi dan inspirasi sekaligus doa’. Maka, jika saya ngaji di langgar ini, sejatinya ngalab barakah dari orang-orang besar. Wallahu A’lam.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan