SEKRETARIS POKJA MB: “TIDAK ADA KEHEBATAN YANG DIMILIKI BANGSA SELAIN INDONESIA”

Spread the love

Hari kedua (Selasa, 19/4) Kepala Pusdiklat Dr. KH. Imam Safe’i secara tatap muka memberikan materi Konsep Moderasi Beragama pada pelatihan Penggerak Penguatan Moderaai Beragama (PMB) di Aula Kemenag Kota Surabaya.

Didampingi Kepala Balai Diklat Keaganaan Surabaya Dr. H. Japar, Sekretaris Pokja Moderasi Beragama Kementerian Agama tersebut mengajak peserta untuk bersyukur karena sebagai bangsa dikaruniai empat hal, yaitu pancasila, UUD 45, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Insonesia (NKRI). “Tidak ada kehebatan yang dimiliki sebagai bangsa selain Indobesia”, tuturnya. Karena itu anugerah ini harus disyukuri bersama.

Kapusdiklat Tenaga Teknis Kemenag RI didampingi Kabalai Diklat Keagamaan Surabaya dan Narasumber Foto Bersama Peserta Pelatihan PPMB (19/4).

Dia menegaskan bahwa MB menjalankan agama secara moderat bukan agamanya yang dimoderatkan. Ini yang harus ditegaskan. Di tengah keberagaman diperlukan bagaimana cara merawatnya.

Menurutnya merawat keberagaman ini penting, sebab Indonesia termasuk empat di antara negara besar, Indonesia, RRC, Rusia, dan Amerika Serikat. Indonesia berpenduduk 267 jiwa, 17.504 pulau, 1340 suku banga dan 652 bahasa, dan 6 agama.
Keregaman ini tidak dimiliki negara lain.

Pria kelahiran Jember ini memberikan cara merawatnya, pertama, menghargai perbedaan, dialog dan kerjasama, menolak intoleransi dan ekstrimisme dan mengarusutamakan sikap moderat. Berkaitan dengan Indikator intoleransi, dia merinci seperti sikap tidak menghargai orang lain, memaksakan keyakinan, klaim kebnaran, menunjukkan ketidaksukaan, dan membatasi kebebasan orang lain.

Didamoingi Kabalai Diklat H. Japar, Kapusdiklat Tenaga Teknis Dr. KH. Imam Safe’i Memaparkan materi Konsep Moderasi Beragama di Aula Kemenag Kota Surabaya (19/4).

Kedua, menghindari ektrimisme. Batasan ekstrem mencederai nilai luhur kemanusiaan, menabrak kesepakatan bersama dalam kehidupan, melanggar jtbtuab. Indikator ekstrim menurutnya mengkafirkan, menebarkan rasa takut, menghalalkan darah, menolak idelogi dan sistem NKRI.

Moderasi Beragama menurut bapak empat anak tersebut adalah cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama dengan cara mengejawantahkan esensi ajaran agama yang melindungi martabat kenanusiaan dan membangun kemaslahatan umum berlandaskan prinsip adil, berimbang, dan menaati konstitusi. MB diwujudkan dalam bentuk bersikap kompronistik, bersikap pertengahan, menfgunakan bil hikmah wal mauidzatil hasanah, bersikap tasamuh, memahami agama.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan