TAWAZUN

Spread the love

Catatan Tarawih Malam ke-20

Tadi malam (Rabu, 20/4) saya tinakdir bisa Tarawih di Masjid Baiturrohim Kumendung. Masjid ini termasuk masjid nasional, tidak berafiliasi ke ormas tertentu. Takmir masjid merangkul semua golongan meski hal itu tidak mudah.

Setelah tarawih, kami sempat diskusi tentang situasi saat ini. Diskusi gayeng dimulai dari tema bukber di PWNU Jatim Bermadzhab di Era Milenial. Salah satunya, dakwah bil medsos saat ini sebuah keniacayaan.

Dan, saya selalu mendapatkan informasi penting yang itu bisa menjadi pembanding ketika diskusi di masjid ini, termasuk tadi malam. Saya juga dapat masukan agar aktifitas di medsos dibarengi dengan mengakses informasi apapun secara up to date. Selama ini saya baru mengaksesnya jika ada pertanyaan dari seseorang dan sudah menjadi viral atau penting untuk diakses.

Dalam tataran Moderasi Beragama (MB), berimbang (tawazun) dalam hal apapun penting dilakukan. MB sebagaimana dipahami sebagai cara pandang, bersikap, dan praktik beragama dalam kehidupan yang mengedepankan esensi agama berlandaskan prinsip adil dan berimbang.

Tawazun dalam konsep MB berarti memperlakukan semua pihak secara proporsional. Termasuk menerima dan memahami hal-hal berkaitan dengan dua kutub yang berbeda. Sikap bisa menerima data dan informasi ini sering diganggu oleh egocentris Blindness. Kecenderungan alamiah untuk tidak memoperhatikan fakta-fakta dan bukti yang berlawanan dengan kepercayaan dan nilai kita.

Cara yang bisa dilakukan adalah dengan mencari fakta dan bukti lalu dipelajari secara serius. Ini dilakukan agar bisa ditemukan sebuah makna, asumsi, kesimpulan dan keyakinan yang benar melalui tangga penyimpulan (ladder of inference).

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan