HADIRKAN TIM PENGEMBANG PUSAT, MAN 1 NGANJUK GELAR WORKSHOP IKM

Spread the love
Pembukaaan Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka

Sabtu-Ahad, 3-4/9 telah digelar Workshop Implementasi Kurikukum Merdeka (IKM) oleh Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Nganjuk. Kegiatan diikuti sebanyak 65 orang peserta. Semua berasal dari madrasah setempat. Dibagi menjadi dua kelompok besar berdasarkan kelompok mapel terutama pada saat praktik dan penugasan. Senin (5/9), dilanjutkan dengan pendampingan dari penugasan sebelumnya.

Menurut Ketua Panitia M.K. Syarif Hidayatullah, kegiatan ini sebagai tindak lanjut dari kegiatan sebelumnya sebagai prasyarat penunjukan sebagai madrasah pilot IKM. Pentingnya kebijakan baru di bidang kurikulum ini harus direspon oleh madrasah dengan segala yang dimiliki. Menurutnya madrasah sudah dua kali melakukan kegiatan. Ini merupakan kelanjutannya yang lebih teknis.

Sholehuddin mengisi acara Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka

Baca Juga : GURU-GURU MA’ARIF DI MADIUN DILATIH IKM

Sementara itu, Kepala MAN 1 Nganjuk Muh. Zuhal dalam sambutan pengarahannya menyatakan, madrasah sudah memiliki potensi untuk dikembangkan sesuai dengan ke khasan kurikulum merdeka yakni profil pelajar Pancasila. Salah satu potensinya adalah MAN 1 Nganjuk sudah masuk madrasah adiwiyata. Gus Zuhal, panggilan akrab mantan ketua Aswaja NU Center Kab. Nganjuk itu berharap, dari kegiatan ini MAN 1 Nganjuk lebih siap melaksanakan IKM.

Kegiatan dua hari ini menghadirkan narasumber M. Amin Hasan, dosen Unsuri yang juga Tim penyusun Pedoman kurikukum merdeka di madrasah Direktorat KSKK dan Sholehuddin, dosen Unusida dan Al Khoziny.

Para peserta diberikan materi kebijakan IKM, Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Rahmatan Lil’alamin, Analisis Capaian, Tujuan Pembelajaran, Alur Tujuan Pembelajaran, Modul Ajar dan Asesmen.

Dengan menggunakan pendekatan andragogi dan metode penugasan menjadikan suasana workshop lebih hidup. Para peserta sangat antusias. Antusiasme tampak ketika masuk sesi diskusi dan tanya jawab.

Selain itu, dari kegiatan ini peserta semakin paham. Hal ini diungkapkan Romadoni Zakaria, peserta workshop, “Kali ini lebih jelas karena sangat teknis dan ada penugasan. Setelah dikoreksi kita makin tahu kekurangannya”, ujar guru Bahasa Indonesia itu.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan